Rabu, 22 Maret 23

Sudah Diperkosa, TKI Asal Majalengka Kini Menanti Hukuman Mati

Sudah Diperkosa, TKI Asal Majalengka Kini Menanti Hukuman Mati

Jakarta, Obsessionnews – Setelah Siti Zainab dan Karni, Pemerintah Arab Saudi kini juga tengah melakukan upaya hukuman mati terhadap para tenaga kerja Indonesia (TKI). Salah satunya adalah TKI asal Majalengka Jawa Barat Tuti Tursilawati.

Direktorat Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja‎, Kementerian Tenaga Kerja, Reyna Usman mengatakan. Pelaksanaan hukuman mati terhadap Tuti kemungkinan tidak akan lagi. Sebab, pihak keluarga korban enggan memberi maaf.

‎”Pihak dari keluarga korban masih belum mau memberikan maaf,” ujarnya, Kamis (16/4/2015).

Meski demikian, Reyna menyatakan, Pemerintah Indonesia terus berupaya melakukan diplomasi ‎kepada Pemerintah Arab Saudi agar para TKI yang terancam hukuman mati untuk dibebaskan. Pemerintah kata Reyna juga sudah siap menyiapkan uang diyat atau uang darah sebagai uang denda.

Lantas siapa Tuti? Dan apa kasusnya. Dalam data yang yang diperoleh dari DPN SBMI, Tuti tercatat sebagai TKI asal Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji Kabupaten Majalengka. Dia berangkat ke ‎Arab pada tahun 2009 dan bekerja sebagai perawat lansia di Kota Tarif melalui PT Arunda Bayu.

Setelah setahun bekerja ‎Tuti mengaku tidak betah, dan memutuskan untuk kabur dari pekerjaannya dengan lebih dulu memukul orang tua majikannya dengan kayu lalu mengikat tangannya. Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2010.

Namun, naas dalam pelarianya itu, Tuti justru diperkosa oleh sembilan ‎pria Arab yang awalnya menawarkan jasa kendaraan ke Kota Mekah. Pada Mei 2010 Mei ditangkap oleh Kepolian Arab, dengan tuduhan membunuh.

Tuti membantah, telah melakukan pembunuhan. Menurut pengakuannya pada saat orang tua korban ditinggal kabur, kondisinya masih hidup. Hanya saja, pada sudah berada di rumah sakit korban sudah meninggal. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.