Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Subang Tuntaskan Wajib Belajar 12 Tahun Pada 2015

Subang Tuntaskan Wajib Belajar 12 Tahun Pada 2015

Subang – Dinas Pendidikan Kabupaten Subang bertekad menuntaskan rata-rata pendidikan sampai SMA pada tahun 2025. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan, HE Kusdinar M MPd yang merasa prihatin dengan usia rata-rata sekolah Subang pada tahun 2013 hanya 7,26 tahun atau setingkat SMP.

Target tersebut, kata Kusdinar bisa tercapai dengan catatan per tahunnya ada kenaikan sebesar 0,5 persen. Sedangkan tahun 2013 kenaikan rata-rata lama sekolah baru 0,07 persen. “Ini memerlukan kerja keras dari semua pihak. Jadi kenaikan rata-rata lama sekolah baru 0,07, apabila tahun 2012 mencapai 7,19 tahun, pada 2013 lalu mencapai 7,26 tahun,” jelasnya, Kamis (22/1/2015).

Pihaknya berharap ke depan rata rata lama sekolah untuk tingkat SMA/SMK kenaikannya bisa tinggi. Sebab saat ini masih relatif rendah, sehingga berpengaruh pada tingkat SD dan SMP.
Siswa SMP yang tak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA/SMK/paket C diperkirakan masih sebesar 35 persen.

“Kami tengah berupaya agar terus berkurang, sehingga lulusan SMP 90 persen bisa melanjutkan ke SMA sederajat. Saat ini angka partisipasi kasar tingkat SMA baru 65 persen, dan angka partisipasi murni 54 persen,” katanya.

Dikatakannya berdasar data, Angka Pastisipasi Kasar (APK) Sekolah Dasar (SD) sudah mencapai 107 persen, dan Angka Pastisipasi Murni (APM) 99 persen. Kemudian APK tingkat SMP mencapai 97 persen, dan APM sebesar 93 persen. Sedangkan APK tingkat SMA sebesar 65 persen, dan APM sebesar 54 persen.
“Banyaknya jumlah warga yang tak lanjutkan sekolah bukan hanya karena faktor ekonomi, tapi ada pula faktor lain yang mempengaruhinya seperti kesadaran keluarga, dan munculnya industri sehingga tak sedikit dari mereka yang bekerja,” katanya.
Lebih lanjut Kusdinar mengungkapkan, jumlah siswa lulusan SD di Subang tercatat mencapai 23 ribu orang, dari jumlah tersebut yang masuk atau tertampung di tingkat SMP hanya 18 ribu orang.
Hal sama pula dengan lulusan SMP dari jumlah sebanyak 18 ribu siswa yang melanjutkan ke SMA sebanyak 13 ribu. Dengan demikian di tingkat SMP dan SMA masih ada selisih antara 4 – 5 ribu siswa yang berkurang.
“Memang, angka selisih yang hilang itu bisa tak melanjutkan, tapi bisa juga melanjutkan cuma di luar kota, sehingga tak masuk dalam data,” ujarnya.
Menurut Kusdinar, jumlah siswa SMA di Subang yang tak melanjutkan ke perguruan tinggi jauh lebih rendah. Sebab dari data dan laporan, siswa SMA yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi (PT) hanya sebesar 20 persen dari jumlah lulusan sebanyak 13 ribu.
“Kami berharap kehadiran politeknik di Subang nantinya bisa mendongkrak,” pungkasnya. (Teddy Widara)

Related posts