Jumat, 26 April 24

Sosok Adnan Buyung Nasution di Mata Para Eksekutif

Sosok Adnan Buyung Nasution di Mata Para Eksekutif

Jakarta, Obsessionnews – Sosok Adnan Buyung Nasution, meski di detik-detik akhir hidupnya masih memikirkan Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Adnan yang dikenal seorang aktivis vokal, di akhir hidupnya tak gentar membela kaum miskin dan tertindas. Abang Buyung menuliskan pesannya di secarik kertas bertinta merah agar LBH terus dijaga, terus berjuang dan membela orang miskin dan kaum tertindas. Jimly pun sering menyebut bahwa LBH itu sebagai salah satu school of social activist Indonesia. “Jagalah LBH/LBHI teruskan pemikiran & perjuangan bagi miskin-tertindas,” tulis Buyung 20 September 2015 pukul 14:30 WIB.

Abang, sapaan akrabnya, menghembuskan napas terakhirnya di usia 81 satu tahun dengan vonis gagal ginjal yang berefek ke jantung. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai Buyung sangat akrab dengan orang. Ia pun menilai sosok Buyung memiliki integritas tinggi, dan juga dikenal sangat profesional tanpa memilih-milih kliennya. “Di sidang-sidang pengadilan dia sangat correct (teliti dan mendetail). Gayanya tidak dibuat-buat, sangat professional dan betul-betul menghormati pengadilan. Dan kalau membela orang selalu total,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/9/2015).

Dalam keterangan tertulis Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Setya Novanto menilai Buyung seorang yang gigih memperjuangkan keadilan dan Hak Asasi Manusia (HAM). Setya Novanto juga mengenal Buyung sebagai sosok yang tegas dan penuh wibawa. Setya Novanto juga turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Buyung, dan ia berharap agar semua orang meneruskan perjuangan Almarhum. Sebab katanya, Almarhum memiliki kontribusi besar terhadap hukum dan HAM.

Kepergian Abang adalah kesedihan bagi kita semua, seluruh rakyat Indonesia. “Almarhum adalah guru sekaligus teladan bagi anak bangsa, khususnya mereka yang senantiasa gigih dalam memperjuangkan keadilan dan HAM,” kata Setya Novanto dalam keterangan tertulis, Rabu (23/9/2015).

dukz-3

Novanto dengan yakin juga mengatakan kalau jasa Buyung tidak akan dilupakan, namun perjuangannya akan senantiasa dijalankan aktivis dan pejuang didikannya. “Semoga cita-cita dan harapan beliau yang baik akan mampu mewujudkan dan dilanjutkkan oleh kita,” harapnya.

Sedangkan Pakar Hukum Tata Negara Prof Jimly Asshiddiqie merasa kehilangan atas meninggalnya pengacara senior Adnan Buyung Nasution. Ia menilai Buyung banyak mendidik para aktivis, terbukti katanya saat mendirikan LBH. Namun secara pribadi ia ikhlas atas kepergian almarhum, sembari mengingatkan kepada semua anak bangsa agar senantiasa mengambil pelajaran dan pengabdian dari Buyung, khususnya dibidang hukum dan perjuangan.

“Tidak bisa dipungkiri di samping dirinya sendiri terus berjuang dengan idealismenya dia mendidik begitu banyak aktivis sosial. Jaringannya (Adnan Buyung) luas sekali dan hampir semua aktivis NGO Indonesia terutama di bidang hukum itu bersentuhan dengan beliau. Di LBH itulah, Buyung mendidik banyak aktivis. Makanya kami punya rasa kehilangan. Bukan hanya bidang hukum saja, saya rasa perkembangan demokrasi dan perkembangan negara hukum kita banyak menerima sentuhan dari beliau,” kata Jimly usai menghadiri diskusi digedung Dewan Pers, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (23/9/2015).

Buyung menghembuskan napas terakhir Rabu (23/9/2015) pada usia 81 tahun. Pengacara kondang Adnan Buyung Nasution diketahui sudah melakukan cuci darah sejak tahun 2014 hingga akhirnya meninggal karena gagal ginjal yang berefek ke jantung.

“Sejak Desember 2014 memang beliau sudah bolak balik cuci darah. Terakhir beliau meninggal karena fungsi ginjal yang menurun akibatnya pompa jantung terganggu,” kata anak kedua Adnan, Maully Nasution di rumah duka Jl PoncolLestari No 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015).

jenezah buyung1

Pria kelahiran 1934 itu sejak sabtu lalau kembali dirawat di Intensive Cardiac Care Unit Rumah Sakit Pondok Indah pada Sabtu malam 19 September. Selama dirawat, Buyung kesulitan berkomunikasi. Dia sempat menuliskan pesan untuk Lembaga Bantuan Hukum (LBH) disecarik kertas.

Berawal dari keluhan gigihnya sakit sehingga mengurangi porsi makannya karena kesulitan mengunya dan berdampak pada asam lambungya naik hingga merembet keginjal dan jantung.

Selama melewati masa kritis Buyung banyak berzikir sembari ditemani istri dan keluarganya. “Ayah terus berzikir,” ucap Maully.

Tidak saja didunia hukum dan sosial ternyata dimata keluarga Buyung dikenang sebagai ayah yang perhatian pada keluarga. Kebahagian itu tatkala bercengkraman dengan anak, cucu dan cicitnya.

Buyung juga sempat menitip pesan kepada anak-anaknya. Ia menginginkan anak-anaknya tetap melanjutkan perjuangannya di LBH dan membela rakyat miskin.

“Ayah meminta untuk dilanjutkan semua perjuangan ayah, terutama perjuangan bagi rakyat miskin dan tertindas dan soal Hak Asasi Manusia,” kata Rasyid Alam Perkasa Nasution, putra ketiga Adnan Buyung.

Buyung adalah pendiri LBH. Lembaga itu didirikan atas gagasan dalam kongreske-III Persatuan Advokat Indonesia (Peradin) pada 1969. Bang Buyung didapuk menjadi Direktur/Ketua Dewan Pengurus LBH periode 1970-1986.

Jenazah Buyung disemayamkan di rumah duka, Jalan Poncol Lestari Nomor 7, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Almarhum akan dimakamkan Kamis sekitar pukul 08.00 WIB di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan. (Asma)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.