Kamis, 25 April 24

Terima Kasih, Hanifan Yudani

M. Samsul Arifin Peneliti KOMUNIKONTEN (Institut Media Sosial dan Diplomasi), Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UMJ.

Oleh: M. Samsul Arifin, Peneliti KOMUNIKONTEN (Institut Media Sosial dan Diplomasi), Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UMJ

 

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sore itu ramai tepuk tangan. Para suporter Indonesia menyaksikan pemandangan penuh sejarah. Atlet pencak silat Indonesia, Hanifan Yudani Kusumah memeluk Presiden RI Joko Widodo dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto.

Usai mengalahkan atlet Vietnam pada cabang olahraga pencak silat kategori Single Men Class 55 kg – 60 kg, Hanifan berlari mengibarkan bendera merah putih dan naik ke kursi VVIP. Setelah mendapat ucapan selamat dari Jokowi, ia memeluk erat Prabowo Subianto. Lalu, ia memeluk Jokowi dan Prabowo, dengan diselimuti bendera merah putih yang dibawanya.

Saat mereka berpelukan, Jokowi dan Prabowo sama-sama tampak tersenyum. Adem sekali melihat mereka berpelukan. Momen itu diabadaikan oleh awak media dan yang hadir pada laga final cabang olahraga silat tersebut. Video dan fotonya viral di media sosial. Nama “Hanifah Yudani Kusumah” semalam (29/8/2018) menjadi trending topic di twitter.

Terima kasih Hanifah Yudani. Apa yang dilakukannya adalah tindakan simbolik, yang diharapkan mampu membangun emosi positif di kalangan rakyat Indonesia menyambut Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Jokowi dan Prabowo Subianto adalah bakal calon Presiden.

Tindakan simbolik ini menyejukkan jagad politik tanah air. Meski keduanya belum ditetapkan sebagai Capres oleh KPU, suhu politik tanah air mulai memanas. Perang mulut antarpolitikus terasa kian vulgar. Pada Pilpres 2019, Jokowi berpasangan dengan KH Makruf Amin, Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno.

Hal yang membuat panas lagi adalah mengenai penggolongan Poros Mekah dan Poros Peking. Mekah ialah kota di Arab Saudi. Peking ialah penyebutan lama untuk Beijing, ibukota Tiongkok, negeri yang tak berasaskan Islam. Sebelum itu, muncul penyebutan partai Allah versus partai setan. Sebelumnya lagi, muncul sebutan cebong melawan kampret.

Jokowi dan Prabowo kembali berkompetisi untuk merebut kursi orang nomor satu di Indonesia. Hanya saja, pada Pilpres 2014 Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla, Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa. Saat itu juga hanya ada dua pasangan Capres dan Cawapres.

Kompetisi pada Pilpres 2014 lalu telah menimbulkan konflik horizontal yang tajam di tengah-tengah masyarakat. Terlebih, kandidatnya hanya ada dua pasang. Sehingga jika ada kampanye hitam terhadap salah satu kandidat, lawannya pasti dituduh menjadi dalang yang menebarkannya. Begitu juga sebaliknya.

Sekadar contoh, Suto dan Saleh, dua penarik becak di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, berkelahi karena sempat berdebat mengenai Capres dukungannya masing-masing. Suto mendukung pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla, Saleh mendukung pasangan Prabowo dan Hatta Rajasa. Mereka saling hujat Capres lawannya. Perkelahian karena tak terima jagoannya dihina tak terhindarkan.

Memang sangat rawan konflik horizontal jika kandidat yang bertarung hanya ada dua pasang. Hal yang sama juga terjadi di Amerika Serikat pada Pilpres 2016 lalu. Saat itu Capresnya juga ada dua, yakni Hilliary Clinton dan Donald Trump. Menurut survei dari Pew Research Survei, ditemukan 41 persen pasangan suami istri di AS selama masa kampanye bertengkar setiap hari karena pilihan kandidat yang tak sama.

Meski begitu, juga tidak ada jaminan bahwa jika kandidatnya ada tiga pasang atau lebih, konflik horizontal itu tidak terjadi. Kuncinya adalah dukungan kepada kandidat jagoannya janganlah secara berlebihan, apalagi sampai fanatik buta. Perbedaan pilihan politik adalah hal biasa. Saling menjatuhkan melalui debat kusir, umpatan, dan sindiran tak membuat suhu politik membaik.

Antropolog asal Amerika Serikat, Clifford Geertz (dalam Sobur, 2006) pernah mengatakan, kebudayaan adalah sebuah pola dari makna-makna yang tertuang dalam simbol-simbol yang diwariskan melalui sejarah. Manusia adalah makhluk yang berbudaya, yang berkomunikasi dengan memaknai simbol-simbol lewat interaksi sosial yang terjadi. Lewat pemaknaan inilah manusia mencari tahu suatu realitas.

Hanifan Yudani memeluk Jokowi dan Prabowo sebagai simbol bahwa bangsa Indonesia tak boleh terpecah-belah. Bangsa Indonesia harus bersatu-padu untuk membawa harum negara Indonesia, yang digambarkan dengan ia memeluk keduanya diselimuti bendera merah putih. Apalagi saat ini Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Pilpres adalah kegiatan yang diadakan sekali dalam lima tahun, waktunya masih delapan bulan lagi. Sementara menjadi tuan rumah Asian Games belum tentu didapatkan oleh Indonesia dalam lima puluh tahun lagi. Pilpres 2019 penting, Asian Games 2018 juga penting.

Dukungan kita kepada para atlet Indonesia juga seperti dukungan kita kepada Capres jagoannya. Kita tidak mem-bully Capres yang kalah, harusnya kita juga tidak mem-bully atlet yang belum berhasil meraih medali untuk Indonesia. Bukan seperti yang terjadi pada atlet bulu tangkis putra Anthony Sinisuka Ginting, yang di-bully karena kalah pada pertandingan babak final. Padahal, ia kalah karena otot pahanya mengalami kram dan terpaksa harus dibawa keluar lapangan.

Terima kasih Hanifan Yudani, karena memberikan pelajaran sangat berharga bagi para politikus dan masyarakat Indonesia. Persatuan mesti diutamakan demi kepentingan nasional Indonesia. Jokowi dan Prabowo saja bisa berpelukan, duduk berdampingan dan foto selfie, para pendukungnya tentu juga bisa melakukannya. Beda pilihan politik boleh saja, silaturahmi harus terus disambung.

Gabriel Almond (1996) pernah mengingatkan, sebuah negara yang berhasil sistem demokrasinya, salah satunya karena keberadaan kultur demokrasi yang baik. Kultur demokrasi dalam hal ini termasuk sikap individu yang terlibat dalam proses demokrasi. Adem atau makin memanasnya suhu politik tanah air juga tergantung dengan political will kita. Wallahu a’lam.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.