Kamis, 25 April 24

Solusi Menkeu SMI untuk UMKM Bisa Tingkatkan Ketimpangan Ekonomi

Solusi Menkeu SMI untuk UMKM Bisa Tingkatkan Ketimpangan Ekonomi

Jakarta, Obsessionnews.com – Dalam Seminar Ekonomi Makro di kantor PT Astra Internasional Tbk, Jakarta, Senin (2/4/2017) lalu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati (SMI) menyatakan bahwa intervensi negara di bidang ekonomi tak selalu berdampak baik. Dominasi negara yang terlampau besar justru menghambat kemajuan, bahkan merusak. Baginya, tak ada negara yang maju karena pemerintahnya dominan.

Menurut SMI, negara bisa maju kalau perusahaan-perusahaan swasta diberi kebebasan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Maka, swasta termasuk usaha kecil dan menengah (UMKM), harus didorong untuk mandiri, jangan bergantung pada bantuan pemerintah.
Dalam seminar tersebut juga, SMI juga mendorong PT Astra Internasional Tbk menambah perusahaan-perusahaan afiliasinya untuk melantai di bursa saham. Langkah tersebut dinilai bisa memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat Indonesia.

Menanggapai hal ini, pengamat ekonomi Universitas Bung Karno (UBK) Gede Sandra menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat SMI.

“Sangat tidak setuju terhadap pandangan Menkeu SMI. Faktanya seluruh negara maju di Asia Timur, tetangga Indonesia, dapat maju karena besarnya peranan negara dalam perekonomian. Lihat saja contoh kasus Tiongkok. Jepang, dan Singapura,” ujar Gede saat dihubungi Obsessionnews.com, Rabu (5/4/2017).

Menurut Gede, cara berpikir SMI yang hendak meminimalisir peran negara dalam perekonomian sangat khas doktrin Bank Dunia. Suatu doktrin yang bila diterapkan di negara berkembang dapat menghasilkan ketimpangan ekonomi yang luar biasa.

Ia mengingatkan, bila seperti solusi Menkeu SMI, usaha kecil dan menengah (UMKM) didorong berkompetisi secara mandiri tanpa bantuan negara, maka mereka (UMKM) pasti kalah. Karena tanpa dukungan negara, tidak mungkin UMKM dapat bersaing dengan swasta yang besar-besar.

“Solusi SMI untuk UMKM hanya akan hancurkan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja ini. Bisa dibayangkan apa jadinya bila UMKM-UMKM kita dipaksa berkompetisi melawan raksasa semacam grup Astra, yang sebagian besar sahamnya dimiliki konglomerat Hongkong, Jardine?” tutur Gede.
Faktanya, ungkap dia, SMI memang tidak pernah memiliki prestasi apapun dalam membantu UMKM, sementara dukungan SMI pada grup Astra pun bukan tanpa sebab. Seperti diketahui, SMI adalah mantan komisaris independen Astra pada tahun 2002, sebuah perusahaan otomotif yang puluhan tahun dibesarkan di Indonesia tapi hingga kini tidak mampu memproduksi mobil nasional. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.