Jakarta, Obsessionnews – Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS), diklaim Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Sofyan Jalil sebagai dampak dari membaiknya perekonomian AS.
Selain Indonesia, menurut dia perlemahan serupa juga dialami oleh beberapa negara – negara berkembang dan hampir semua negara di Asia Timur.
“Yang terjadi adalah won Korea melemah, yen Jepang melemah. Hampir semua mata uang Asia Timur melemah terhadap Dolar AS, karena kinerja ekonomi Amerika bagus,” terang dia saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis malam (12/2/2015).
Perlemahan nilai tukar tersebut, lanjut dia, menunjukkan bahwa dari pada disebabkan faktor domestik, perlemahan Rupiah kali ini lebih karena kondisi global.
“Inilah dampaknya kita hidup di dunia global seperti sekarang. Mudah-mudahan akan mencapai keseimbangan besok,” ujar dia.
Selain itu, secara umum para pelaku pasar juga masih menganggap wajar sehingga tidak panik dan merespon pelemahan rupiah. Terbukti peminat Surat Utang Negara (SUN) masih normal.
“Kemudian dari segi yeild SUN kita normal saja. Saya pikir cuma hal biasa,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore tadi bergerak melemah sebesar 148 poin menjadi Rp12.870 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp12.722 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Kamis (12/2) juga mencatat tentang perlemahan rupiah yang mencapai Rp12.794 dibandingkan hari sebelumnya, Rabu (11/2/2015) yang mamu bertahan di posisi Rp12.700 per dolar AS. (Kukuh Budiman)
