
Hasan S
Jakarta – Koalisi Pendidikan mengindikasikan adanya ketidak beresan dalam proses tender bahan ujian nasional yang berdampak pada keterlambatan pencetakan hingga distribusi ke daerah- daerah. Ada dugaan permainan antara pihak Kemendiknas dengan PT Ghalia sebagai perusahaan pemenang tender.
“Di Kemendiknas itu tidak ada yg namanya pemenang tender tapi disana pengaturan tender, proyek itu sudah seperti arisan,” kata Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra Uchok Sky Khadafi di gedung KPK, Jakarta, Selasa (16/4/2013).
Uchok meminta KPK membuka penyelidikan itu, dia juga mengaku kedatangannya ke KPK bersama Koalisi Pendidikan untuk memberikan informasi dan bukti- bukti kecurangan dalam proses tender. “Mudah mudahan KPK jangan didahului oleh tim yang dibentuk Kemendiknas yang diketui Inspektorat, karena data itu bisa hilang, lebih baik KPK bekerja lebih dahulu untuk mencari dan menelusuri dugaan penyimpangan proses tender di Kementrian itu,” katanya.
Penggandaan dan distribusi bahan ujian nasional di 11 provinsi mengalami masalah. Pemenang proyek itu, PT Ghalia Indonesia Printing, tak bisa memenuhi tenggat, sehingga pelaksanaan ujian nasional di wilayah Indonesia tengah itu terpaksa diundur. Semula ujian nasional dijadwalkan digelar mulai kemarin. Karena terjadi masalah ini, pelaksanaan tes itu diundur menjadi Kamis depan.
Uchok mengatakan langkah penyelidikan yang harus dilakukan KPK adalah dengan menelusuri sepak terjang PT Ghalia yang dinilai minim pengalaman dalam mengerjakan proyek besar. “Kalau tidak punya pengalaman tapi dimenangkan maka itu sudah merupakan salah satu indikasi dalam Perpres Pengadaan Barang dan Jasa,” tuturnya. (rud)