
Jakarta – Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) mengatakan, susah mengingatkan kepada pimpinan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Mahkamah Konstitusi (MK) untuk bekerja profesional, khususnya menyangkut Pilpres 2014.
Pasca pemungutan suara, menurut SBY, ada dua titik kritis. Pertama, tanggal 22 Juli dimana Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil pemungutan suara. Kedua, dengan asumsi akan ada perselisihan dan dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK), maka putusan MK atas perselisihan tersebut berkemungkinan menimbulkan permasalahan politik, misalnya, tidak serta merta pasangan capres dan cawapres menerima hasil itu.
“Saya telah menyampaikan kepada KPU dan MK untuk bertindak secara profesional, kredibel, dan memproses segala sesuatu dengan transparan dan tanggung jawab,” ujar SBY dalam sidang paripurna kabinet membahas persiapan menyambut Hari Idul Fitri 1435 H, di Kantor Presiden, Kamis (17/7) pukul 10.30 WIB. Wapres Boediono ikut mendampingi Presiden.
Untuk itu Presiden SBY kembali menyeru kepada rakyat Indonesia untuk bersama menjaga, mengawal, dan berkontribusi agar proses politik dan demokrasi ini dapat berjalan dengan damai, demokratis, aman, tertib, dan lancar. Masyarakat juga wajib mengawal dan mengawasi kedua lembaga utama, KPU dan MK, agar benar-banar menjalankan tugasnya dengan baik.
“Alhamdulillah berkat kesadaran masyarakat, kepemimpinan capres-cawapres dan tim, dan kesigapan jajaran pengamanan Kapolisian dan TNI, situasi politik sosial dan keamanan terjaga dengan baik,” ujar Presiden SBY, seperti dilansir laman kepresidenan ri.
Untuk itu Presiden SBY kembali menyeru kepada rakyat Indonesia untuk bersama menjaga, mengawal, dan berkontribusi agar proses politik dan demokrasi ini dapat berjalan dengan damai, demokratis, aman, tertib, dan lancar. Masyarakat juga wajib mengawal dan mengawasi kedua lembaga utama, KPU dan MK, agar benar-banar menjalankan tugasnya dengan baik.
Hadir dalam sidang ini hampir seluruh menteri KIB II