
Rudi
Jakarta-Presiden SBY menegaskan, pemerintah Indonesia berupaya terus untuk menghentikan kebakaran ladang dan asap, dan Indonesia akan bertanggung jawab, dan akan melakukan yang terbaik. “Kami tidak melempar tanggung jawab, terus bekerja. Ini tanggung jawab kita, jangan kirim signal keliru atas apa yang Indonesia lakukan saat ini. Kita semua ingin menjalin kerjasama dan kemitraan yang sebaik-baiknya,” kata Presiden SBY dalam konperensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (26/6) sore.
Dalam kesempatan itu, Presiden SBY juga mengemukakan, apa yang dilakukan Indonesia mempercepat penanggulangan asap, dengan mengirimkan Satgas karena Indonesia tidak ingin menyusahkan tetangga-tetangganya. Karena itu sama sekali tidak diperintah oleh negara lain, atau takut dengan negara lain.
“Tidak ada yang berhak meminta Indonesia sebagai negara berdaulat, dan menyuruh-nyuruh Presiden. Ini semua keputusan Presiden sendiri untuk saudara-saudara kita di Riau dan juga tetangga-tetangga kita,” tegas SBY.
Tidak Berlebihan
Mengenai permintaan maafnya pada Singapura dan Malaysia, Presiden SBY menjelaskan, bahwa kepekatan asap yang berasal dari kebakaran hutan tidak saja mengganggu warga di Riau, tetapi juga mengganggu kesehatan warga kedua negara itu, bahkan di Singapura penerbangan sampai ditutup. Atas alasan inilah, menurut Presiden, tidak berlebihan jika Indonesia meminta maaf.
Menurut Presiden SBY, hubungan Indonesia dengan Malaysia maupun Singapura secara umum sejauh ini baik dan harus dijaga. Namun kalau dibawa ke isu-isu lain yang menyangkut kedaulatan negara, integritas wilayah, dll), jelas Presiden, tidak ada kompromi.
“Hubungan kita dengan Malaysia, secara umum baik dan harus dijaga. Tapi kalau dikaitkan dengan Ambalat, kita akan terus memperjuangkan wilayah itu sampai kapanpun. Tidak ada kompromi tentang kedaulatan dan keutuhan wilayah kita,” tegas SBY.