Sidang Doktoral Hasto Singgung Relasi Jokowi-PDIP, Machiavelli dan Pinokio Jawa

Sidang Doktoral Hasto Singgung Relasi Jokowi-PDIP, Machiavelli dan Pinokio Jawa
* Tangkapan layar sidang doktoral Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Youtube)

Obsessionnews.com – Sidang doktoral Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto turut menyinggung relasi partai banteng moncong putih dengan Presiden Jokowi. Momen tersebut terjadi ketika penguji Hanief Saha Ghafur bertanya bagaimana partai menjaga konflik destruktif seperti antara PDIP dengan Jokowi.

Mendengar pertanyaan tersebut, peserta bertepuk tangan. Hasto menjawab, relasi PDIP, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Jokowi tidak bisa dibandingkan, setidaknya berdasarkan objek penelitan disertasi.

Baca juga: Pelantikan Prabowo, Panggung Jokowi

“Antara PDI Perjuangan dan Ibu Mega dan Pak Jokowi dari penelitan ini sebenarnya tidak bisa dibandingkan, karena nilainya berbeda,” kata Hasto di Balai Sidang, UI, Depok, Jumat (18/10).

“Yang satu berjuang untuk Indonesia Raya yang sejati-jatinya,” kata Hasto menambahkan. “Yang satu memenuhi karakter The Triangle of Authoritarian. Sebagai contoh The Way of Machiavellianism, ada tiga aspek yang diajarkan Machiavelli.”

Baca juga: H-2 Pelantikan Prabowo-Mega Tak Kunjung Bertemu, Faktor Jokowi?

Turut hadir dalam sidang doktoral Hasto yang mempertahankan disertasinya yang berjudul “Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan Partai serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan” antara lain Megawati Soekarnoputri, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang dan Ganjar Pranowo.

Hasto lantas melanjutkan jawabannya. Dia membeberkan tiga aspek teori Machiavelli. “Pertama jadilah orang munafik dan pembohong yang hebat. Yang kedua mencapai hal-hal yang besar dengan menipu. Ini ada teorinya,” kata dia.

“Yang ketiga tidak kekurangan alasan yang sah untuk mengingkari janji-janjinya,” ujarnya.

Sementara Mega, kata Hasto, mengajarkan agar mewujudkan Indonesia Raya sebagaimana ajaran Bung Karno. PDIP dalam perjalanannya, memiliki daya tahan. Bahkan bisa memenangi pemilu tiga kali berturut-turut.

“Dengan demikian, dari teori ketahanan partai ini terbukti bahwa meskipun PDIP itu luka-luka,” kata dia.

Dirinya melanjutkan, banyak kasus yang membuktikan pemimpin karismatik cenderung mengalami personafikasi yang membahayakan lembaga. Sementara Mega menggunakan karisma untuk menguatkan organisasi.

Hasto turut menyinggung teori The Banality of Evil Hanah Arendt yang dibahasnya bersama cendekiawan Sukidi. Kesimpulan Sukidi ujung dari Banality of Evil adalah Pinokio Jawa.

“Watak Machiavelli itu juga kami banyak berdiskusi dengan bapak Prof Sukidi yang terkenal dengan temuannya, Pinokio Jawa,” kata Hasto. (Erwin)