Jumat, 8 Desember 23

Siapakah Pencuri Sholat Itu?

Siapakah Pencuri Sholat Itu?
* Ilustrasi sholat. (Foto: Nu.or.)

Mencuri dalam sholat berarti mengambil haknya sendiri. Alangkah meruginya orang yang melakukan hal itu. Mengapa demikian? Dan mengapa ada si pencuri sholat? untuk apa dia mencurinya?

Istilah mencuri dalam sholat merujuk pada sabda Rasulullah Saw., “Sejahat-jahatnya pencuri adalah yang mencuri dari sholatnya.” Para sahabatnya bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari shalat?” Rasulullah menjawab, “Dia tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” (HR. Ahmad).

Mengapa begitu? Karena shalat adalah kewajiban untuk kita, di dalamnya juga berisi do’a untuk kita bahkan gerakannya juga memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan kita. Nah, jika kita terburu-buru sehingga rukuk dan sujud kita tidak sempurna, maka kita telah mencuri nikmat dari Allah untuk kita.

Dalam dalil lain, Rasulullah melarang menunaikan sholat dengan terburu-buru. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam melarangku bersujud dengan cepat seperti halnya ayam yang mematuk makanan, menoleh-noleh seperti musang, dan duduk seperti kera.”

Tak hanya sebagai larangan, mereka yang menunaikan sholat dengan tergesa-gesa akan meninggal dalam keadaan bukan sebagai muslim. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits.

“Kamu melihat orang ini, jika dia mati, maka matinya tidak termasuk mengikuti agama Muhammad Saw., dia menyambar shalatnya seperti burung elang menyambar daging.” _(HR. Ibnu Huzaimah)._

Agar tidak menjadi salah satu pencuri dalam shalat, maka hendaknya kita memenuhi rukun-rukun shalat. Dalam kitab ‘Safinatun Najah’ karya Syekh Salim ibn sumair al-hadrami terdiri dari 17 poin. Dalam hal ini, rukuk dan sujud mempunyai perhatian lebih. Rukuk dan sujud yang tidak sempurna akan membuat sholat menjadi tidak sah.

Pada suatu kisah diceritakan bagaimana sahabat diminta mengulang shalatnya oleh Rasulullah akibat tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Diriwayatkan ada seorang lelaki yang masuk ke dalam masjid saat Rasulullah sedang duduk. Lalu ia menunaikan sholat hingga selesai dan memberi salam kepada Rasulullah. Kemudian Rasulullah menjawab, “Ulangi sholatmu, karena (sesungguhnya) kamu belum sholat!”

Lantas lelaki tersebut mengulangi sholatnya. Setelah itu ia datang kepada rasul dan dijawab dengan jawaban yang sama, “Ulangi sholatmu, karena kamu belum sholat!”

Kemudian lelaki tersebut mengulangi sholatnya hingga tiga kali, dan sebanyak tiga kali juga Rasulullah mengulangi perkataanya. Pada sholat yang terakhir, si lelaki berkata bahwa sholat yang tadi ialah sholat terbaiknya. Ia tak tahu alasan apa yang membuat Rasulullah mengatakan ibadahnya tidak sempurna.

“Jika kamu berdiri untuk sholat maka bertakbirlah, lalu bacalah ayat yang mudah dari Al Qur’an. Kemudian rukuklah hingga benar-benar thuma’ninah (tenang) dalam ruku’, lalu bangkitlah (dari rukuk) hingga kamu berdiri tegak (lurus), kemudian sujudlah sampai engkau thuma’ninah dalam sujud, lalu angkat (kepalamu) untuk duduk hingga thuma’ninah dalam keadaan dudukmu. Kemudian lakukanlah semua itu di seluruh sholat (rakaat) mu.” (HR. Bukhari dan Muslim)._

Dari riwayat di atas, Rasulullah menekankan untuk melakukan rukuk dan sujud dengan tenang. Rasulullah memerintahkan untuk melakukan rukuk dan sujud yang disempurnakan dengan thuma’ninah.

Berdasarkan hadits tersebut, maka maksud dari *pencuri shalat adalah orang yang tidak melaksanakan shalat dengan sempurna, yakni ketika rukuk dan sujud tulang punggungnya tidak lurus. Hal ini sangat mungkin terjadi terhadap orang yang terburu-buru dalam shalatnya. Sehingga, ia melaksanakan shalat hanya sekedar jungkir balik, tanpa memperhatikan gerakan shalat dengan benar dan sempurna.*

Bahkan di dalam riwayat imam Al-Baihaqi dalam kitab Syuabul Iman disebutkan termasuk orang yang mencuri shalatnya adalah yang tidak khusyuk atau thumakninah. Padahal, thumakninah adalah bagian dari rukun shalat yang dapat menyebabkan shalat itu batal atau tidak sah bila tidak dilakukan. Sehingga, ketika thumakninah itu tidak dilakukan maka ia sama saja mencuri salah satu rukun shalat.

Hadis riwayat imam Ahmad di atas, juga dikuatkan oleh riwayat imam At-Tirmidzi sebagai berikut.

عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الأَنْصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا تُجْزِئُ صَلاَةٌ لَا يُقِيْمُ فِيْهَا الرَّجُلُ يَعْنِي صُلْبَهُ فِى الرُّكُوْعِ وَالسُّجُودِ. رواه الترمذي.

Dari Abu Mas’ud Al-Anshari, ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Shalat seseorang tidak akan sempurna bila dalam rukuk dan sujud tulang punggungnya tidak lurus.” _(H.R. At-Tirmidzi)_

Dengan demikian, maka hadis-hadis tersebut mengingatkan kita bahwa ketika kita tidak menyempurnakan shalat kita terutama dalam gerakan rukuk dan sujud, maka sama saja kita tidak menjaga amanah. Alias kita telah berkhianat untuk tidak melaksanakan gerakan shalat itu dengan benar. Oleh sebab itu, maka kita dianggap telah mencuri shalat.

Bahkan, sahabat Nabi saw. yang bernama Hudzaifah menganggap orang tersebut sama saja belum melaksanakan shalat.

عَنْ زَيْدِ بْنَ وَهْبٍ قَالَ رَأَى حُذَيْفَةُ رَجُلًا لَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ قَالَ مَا صَلَّيْتَ وَلَوْ مُتَّ مُتَّ عَلَى غَيْرِ الْفِطْرَةِ الَّتِي فَطَرَ اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. رواه البخاري.

Zaid bin Wahb berkata, “Hudzaifah melihat seseorang shalat namun tidak menyempurnakan rukun dan sujudnya. Maka dia berkata, “Kamu belum shalat. Seandainya kamu meninggal dunia, maka kamu meninggal dalam keadaan di luar fitrah (agama) yang Allah telah menciptakan Muhammad saw. berada di atasnya. _(H.R. Al-Bukhari)_

Shalat adalah ibadah yang agung. Ia menjadi perintah spesial Allah swt. yang harus diambil Nabi saw. langsung ke langit melalui peristiwa hebat; Isra’ Mi’raj. Ia merupakan rukun Islam yang kedua sekaligus menjadi tiangnya agama. Bahkan, ia menjadi ibadah yang paling pertama dimintai pertanggung jawabannya di akhirat. Oleh sebab itu, maka sudah seharusnya kita tidak main-main dalam menjalankannya. Sehingga, kita tidak menjadi bagian dari para pencuri shalat sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw. Wa Allahu A’lam bis shawab. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.