
Obsessionnews.com – Towards sustainable excellence company agar bisnis yang dijalankan berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi visi Sintesa Group yang dipimpin sang CEO, Shinta Widjaja Kamdani. Penerapan SDGs menjadi penting, sehingga pengelolaan portofolio bisnis yang dilakukan Sintesa Group sebagai strategic investment company melalui 16 anak perusahaan, dapat memberi dampak usaha bagi people, planet, dan profit.
“Saya meyakini, keberlanjutan atau sustainability adalah penentu masa depan dan kita tidak akan pernah mewujudkan sustainable development goals, tanpa adanya keterlibatan sektor bisnis,” ujar perempuan lulusan Barnard College of Columbia University dan Harvard Business School ini dikutip dari majalah Women’s Obsession, Jumat (2/9/222).
Mengingat bisnis mempunyai power untuk memberikan kontribusi positif, seperti menciptakan lapangan kerja yang lebih ramah lingkungan dan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia.
“Bahkan, menemukan solusi inovatif untuk mengatasi tantangan iklim yang akan menentukan masa depan generasi mendatang,” tambah Shinta.
Dia melihat keberlanjutan tidak hanya sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, melainkan sebuah katalisator menentukan arah bisnis. Untuk mewujudkannya, Sintesa Group telah mengembangkan Roadmap SDGs yang disebut ‘Sintesa untuk Bumi’.
Shinta menambahkan, ini adalah komitmen perusahaan kami untuk berkontribusi pada impact investing dan operational impact. Sintesa Untuk Bumi adalah kompas seluruh usaha yang dijalankan dalam menerapkan nilai-nilai berkelanjutan, baik dalam ekspansi bisnis maupun value chain.
“Untuk itu kami juga mengintegrasikan prinsip-prinsip berkelanjutan dalam business model kami, melalui Sintesa Green Energy, Sintesa Health, dan Sintesa Eco-Tourism,” ucapnya.
Untuk Sintesa Health melalui anak perusahaan PT Sintesa Duta Sejahtera, dampak investasi terhadap SDGs adalah portfolio bisnis ini berkontribusi secara tidak langsung pada perbaikan kondisi kesehatan, melalui distribusi produk kesehatan.
Sedangkan untuk Sintesa Energy melalui PT Meppogen yang merupakan Independent Power Producer Gas dan Uap, anak perusahaan ini bertujuan berkontribusi atas akses energi yang terjangkau, reliable, modern, serta pengurangan emisi.
“Sementara, PT Sintesa Banten Geothermal, mengembangkan usaha renewable energy, agar berkontribusi pada ketersediaan energi bersih dan terbarukan. Sedangkan untuk business model Sintesa Eco-tourism, melalui izin KEK Likupang yang diperoleh anak perusahaan kami, adalah integrated business model yang berdampak pada pariwisata berkelanjutan,” papar Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri KADIN Indonesia ini.
Sebagai Ketua Forum B20 Indonesia, Shinta memiliki minat besar pada isu perempuan dan berusaha mendorong perempuan semakin berdaya. Melalui Presidensi B20 Indonesia secara khusus membentuk Women in Business Action Council yang selain menghasilkan rekomendasi kebijakan, juga meluncurkan cetak biru One Global Women Empowerment (OGWE).
“Ini adalah sebuah platform yang akan menjadi penghubung pihak yang membutuhkan, sekaligus memberikan bantuan dalam hal pemberdayaan perempuan pekerja dan pelaku usaha. Kita masih menghadapi tantangan ketidaksetaraan gender, padahal banyak peluang yang sangat besar bisa terjadi apabila kesetaraan partisipasi perempuan dalam dunia kerja dan sektor usaha–khususnya UMKM yang dimiliki perempuan, semakin meningkat,” ungkapnya.
Jika melihat lebih jauh, 60% dari total ekonomi nasional dan 97% penciptaan maupun penyerapan kesempatan kerja disumbangkan oleh UMKM, dan sebanyak 64% dari total pengusaha UMKM adalah perempuan.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa usaha yang didirikan perempuan dinilai mampu memberikan dampak ekonomi dan inovasi jauh lebih baik, daripada laki-laki. Selain itu, survei global memprediksi sebanyak 30,2% pengusaha perempuan akan mempekerjakan enam atau lebih karyawan dalam lima tahun ke depan, dibandingkan dengan 48% pengusaha laki-laki. Menilik data tersebut, perempuan jelas menunjukkan kontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi.
“Bayangkan jika lebih banyak lagi perempuan yang kita libatkan dalam ekonomi dan pembangunan nasional. Tentunya kita akan merasakan manfaat jauh lebih besar dari yang kita rasakan sekarang,” tambahnya. (Elly/WO/Poy)