Jakarta, Obsessionnews – Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru mengatakan, semakin populer artis yang dipekerjakan oleh mucikari Robby Abbas ( 32), maka, semakin mahal harga yang ditawarkan kepada pelanggan untuk satu kali kencan.
“Jadi untuk menentukan harganya berdasarkan popularitas,” ujar Audie di Jakarta, Senin (11/5/2015).
Untuk tarif para artis yang dibandrol oleh Robby berkisar dari Rp 80 juta sampai Rp 200 juta. Polisi sendiri sudah berhasil menangkap artis berinisal AA, ia disebut memiliki tarif Rp 80 juta. Audie mengatakan, bila AA dihargai Rp 80 juta, maka bisa disimpulkan ada artis lebih mahal dari AA.
“Berarti kan ada yang lebih mahal dari AA,” terangnya.
Menurut pengakuan Robby, jaringan bisnis prostitusi yang melibatkan para artis sebagai PSK-nya memang dijalankan secara tertutup dan rahasia. Bahkan kata dia, disamping harganya yang mahal, para tamu juga diminta untuk menjaga kerahasiaan artis bila ingin melakukan hubungan intim.
Belakangan langsung beredar nama-nama artis dan model dengan mengunakan inisial lengkap dengan tarif bookingnya. Harga paling tinggi Rp 200 juta dengan dan terendah Rp 20 juta. Harga ini belum masuk biaya hotel. Artis juga memiliki hak untuk menentukan jadwal kencan.
Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Robby mengaku sudah menjalankan pekerjaan ini selama tiga tahun. Dalam sehari Robby bisa menjual 3-5 orang PSK dari kalangan artis dan model.Robby mendapat keuntungan dari bisnis tersebut sebesar Rp 30 persen sedangkan 40 persen untuk PSK-nya.
Sistem transaksinya pelanggan harus mengirim DP 30 persen, sisanya dibayar bila pelanggan dan PSK sudah melakukan pertemuan untuk berhubungan. Para artis dan model ini juga disebut bisa dibawa kencan ke luar negeri dengan tarif yang mahal.
Atas perbuatannya Robby dijerat dengan Pasal 296 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang mengatur tentang permucikarian. Ia terancam dengan hukuman 1 tahun 4 bulan, karena telah melakukan perdagangan manusia. Sementara bagi PSK belum ada Undang-Undang yang mengatur mereka bisa terkena hukuman pidana. (Albar)
