Jumat, 19 April 24

Sejak Dulu Korupsi Tumbuh Subur di Indonesia

Sejak Dulu Korupsi Tumbuh Subur di Indonesia
* Ilustrasi korupsi tumbuh subur di Indonesia (foto: hilmanmuchsin.blogspot.com)

Jakarta, Obsessionnews.com – Meski Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) gencar melakukan operasi tangkap tangan ( OTT) di berbagai daerah, kejahatan pidana korupsi makin merajalela. Seperti yang terjadi baru-baru ini, sembilan orang dari unsur Pejabat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ditangkap oleh KPK di Jakarta. Ada yang salahkah dengan sistem kita atau kesalahan individual pejabat kita?

Telah terungkap fakta bahwa sembilan orang ditangkap KPK lewat OTT pada Selasa (18/12/2018) malam.

Pihak yang dibawa tersebut, baik pejabat setingkat deputi di Kemenpora, PPK, ataupun pengurus KONI. Diduga terjadi transaksi terkait dengan pencairan dana hibah dari Kemenpora ke KONI.

Selain itu, ada fakta terbaru penangkapan yang dilakukan KPK pada Selasa (18/12) malam hingga situasi yang berkembang Rabu (19/12) dini hari.

Yang pertama, sumber KPK membenarkan adanya OTT di Kemenpora. OTT KPK kali ini menangkap sembilan pejabat di Kemenpora dan KONI. Pejabat Kemenpora tersebut kini telah berada di Kantor KPK.

Fakta berikutnya sejumlah ruangan Kemenpora disegel pada Selasa (18/12) oleh penyidik KPK. Tanda segel KPK melekat pada dua ruangan di gedung Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan Olahraga Nasional (PP ITKON) Kementerian Pemuda dan Olahraga, tepatnya di lantai tiga. Salah satu ruangan itu bertuliskan Asisten Deputi Olahraga Prestasi.

Fakta selanjutnya, masih menurut sumber di KPK, OTT tersebut diduga terkait dengan penyelenggaraan Asian Games 2018. Kendati demikian, belum ada keterangan resmi yang diberikan KPK terkait penangkapan tersebut.

Fakta terakhir, dalam OTT tersebut, tim penindakan KPK mengamankan kartu ATM yang berisikan dana sekitar Rp 100 juta lebih dan uang tunai sekitar Rp 300 juta. Fakta tersebut, terkuak setelah KPK mendapat informasi akan terjadi transaksi penerimaan uang oleh penyelenggara negara di Kemenpora, KPK melakukan crosscheck dan menemukan bukti-bukti awal berupa uang sekitar 300 juta dan sebuah ATM yang juga berisi uang seratusan juta rupiah.

Dengan adanya fakta di atas ini, semakin bertambah daftar kejahatan pidana korupsi di Indonesia. Lantas kenapa korupsi ini tidak pernah bisa hilang dari Indonesia? Ada beberapa fakta mengapa korupsi sering terjadi. Berikut ulasannya:

  1. Korupsi Sudah Mengakar dan Menjadi Budaya

Korupsi di Indonesia sejatinya sudah mengakar dengan kuat. Bahkan sebelum kata korupsi atau KKN jadi tenar saat Pak Soeharto lengser, korupsi sudah hidup dan membumi di Indonesia. Di zaman-zaman kerajaan seperti Singasari, Majapahit hingga Demak. Korupsi sudah menyusup masuk dan akhirnya membuat kerajaan yang besar ini jadi hancur. Motifnya adalah sama. Memperkaya diri dan ingin mendapatkan kekuasaan yang setinggi-tingginya. Lambat laun budaya ini terus mengakar kuat. Bahkan sekarang korupsi telah menjelma menjadi sebuah pohon besar yang akan diwariskan dari generasi ke generasi.

  1. Tidak Ada Hukuman yang Mematikan

Wacana terkait adanya hukuman mati bagi koruptor pernah digulirkan di Indonesia. Namun hal ini tidak pernah terjadi sampai sekarang. Alasannya adalah hukuman mati bagi koruptor dianggap tidak efektif. Meski demikian, jika hukuman ini tidak lakukan. Maka koruptor akan semakin merejalela. Mereka akan terus mengeruk uang rakyat untuk kesenangannya sendiri. Akhirnya negara merugi dan rakyat tak mendapatkan apa-apa.

  1. Korupsi Bukan Perkara Individu Tapi Sistem yang Kuat

Korupsi di Indonesia bukan hanya dilakukan oleh individu saja. Barangkali mereka memang ditangkap sendirian, namun di balik itu ada sebuah sistem yang kuat. Ia memiliki banyak sekali backing orang kuat hingga membuatnya mampu melakukan korupsi dengan skala yang sangat besar. Selain itu mereka juga bekerja dengan sangat rapi hingga ada pihak yang ditunjuk sebagai eksekutor dan juga pihak yang rela mengorbankan tubuhnya.

Artinya jika ketahuan mereka rela ditangkap dan membisu jika diinterogasi. Dengan begitu akar dari sistem ini akan tetap kokoh. Anggap orang yang ditangkap sebuah cabang. Satu patah maka akan tetap ada cabang lainnya. Jika penegak hukum mampu menangkap akar dari sistem ini maka korupsi di Indonesia bisa ditanggulangi dengan baik.

  1. Korupsi Bukanlah Akhir dari Segalanya, Hidup Masih Berjalan

Korupsi bukanlah akhir dari segalanya. Apalagi beberapa koruptor masih bisa hidup enak, dan nyaman di dalam penjara. Tidak perlu disebutkan siapa orangnya, anda pasti paham. Koruptor masih bisa hidup selayaknya manusia di dalam penjara. Mereka masih bisa bermain ponsel, belanja, hingga makan enak. Ruang khusus pun disediakan untuk membuat mereka nyaman.

Inilah beberapa hal yang menyebabkan korupsi tidak berhenti di Indonesia. Mereka menganggap jika korupsi hanya akan membuat mereka dipenjara. Keluar dari sana masih bisa melakukan hal yang sama, bahkan jauh lebih besar. Jika saja melakukan korupsi merupakan akhir dari sebuah kehidupan. Maka mereka tidak akan memilih untuk mencuri uang rakyat. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.