Jumat, 19 April 24

SBY Koreksi Jokowi, 2006 RI Sudah Tak Jadi Pasien IMF

SBY Koreksi Jokowi, 2006 RI Sudah Tak Jadi Pasien IMF

Jakarta, Obsessionnews – Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebut Indonesia masih memiliki utang pada Internasional Monetary Fund (IMF). Menurut SBY, ucapan Jokowi itu tidaklah benar.

Dalam akun Twitter resminya @SBYudhoyono ‎mengatakan, sejak tahun 2006 Pemerintah Indonesia sudah tidak memiliki hutang dengan IMF. SBY merasa keberatan dengan pemberitaan koran Harian Merdeka edisi Senin (27/4/2015) yang menjelaskan pernyataan Jokowi soal utang IMF.

‎”Saya harus mengatakan bahwa pernyataan Pak Jokowi tsb salah. Indonesia sudah melunasi semua utang kpd IMF pada th 2006 lalu,” kata SBY di akun twitternya.

“Sejak 2006, Indonesia tidak jadi pasien IMF. Tidak lagi didikte IMF. Kita merdeka & berdaulat utk merancang pembangunan ekonomi kita‎,” sambungnya.

SBY menjelaskan pada masa pemerintahannya utang Indonesia ke IMF‎ sebesar US$ 9,1 miliar. Sisanya sudah dilunasi pada tahun 2006. Pembayaran utang itu bahkan kata SBY lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan.

Setidaknya ada tiga alasan penting, bagi SBY untuk melunasi utang IMF. ‎Pertama ekonomi Indonesia sudah relatif tinggi. Kedua, sektor riil perlahan mulai bergerak, kemudian fiskal dan cadangan devisa Indonesia juga dianggap cukup kuat.

“Kita tidak lagi didikte & minta persetujuan kpd IMF & negara-negara donor (CGI) dlm pengelolaan ekonomi, tmsk penyusunan APBN,” jelasnya.

Semenjak itu lanjut SBY‎, ia bersama rakyat Indonesia tidak lagi merasa dipermalukan dan terhina karena pernah menjadi pasien IMF. Hal bisa diliat pada tahun 2007, SBY berani menerima tiga kunjungan pimpinan IMF dengan kepala tegak, demi kehormatan Indonesia.

Kepercayaan diri Indonesia semakin tinggi, ketika tahun 2012, sebut SBY, Indonesia diminta untuk menaruh dana di IMF. Tujuannya untuk membantu negara-negara yang mengalami krisis ekonomi, sosial dan politik. SBY mengaku terpaksa mengungkapkan kebenaran ini agar tidak dituduh sebagai pembohong.

“‎Jika pernyataan Presiden Jokowi tsb tidak saya koreksi, rakyat bisa menuduh saya yg berbohong. Kebenaran bagi saya mutlak,”

‎”Saya yakin, beliau yg waktu itu sudah bersama saya di pemerintahan (Walikota Surakarta) paham ttg kebijakan & tindakan pemerintah,” tutupnya. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.