
Jakarta, Obsessionnews – Jelang pelaksanaan Kongres Partai Demokrat di Surabaya, pada 11 – 13 Mei 2015, nama Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi salah satu nama yang paling kuat dicalonkan sebagai ketua umum, dibanding nama kandidat lain seperti Marzuki Ali ataupun Gede Pasek Suardika.
SBY sudah menyatakan siap maju lagi menjadi ketua umum Demokrat periode 2015-2020. Lantaran ia tidak bisa menolak permintaan yang begitu besar dari kader Demokrat di semua daerah, meski ia sendiri mengaku ingin menyerahkan posisi ketua umum selanjutnya kepada kader yang lain.
Namun, pengamat politik dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, SBY lebih pantas ditempatkan lebih tinggi dari ketua umum. Sebab, SBY sosok figur yang sudah banyak memiliki pengalaman baik dalam dunia politik maupun pemerintahan, selain itu juga untuk menciptakan kaderisasi di Demokrat.
“Warisannya jauh lebih besar kalau Pak SBY tidak jadi ketua umum. Kalau beliau dia jadi ketua umum, lobi sana sini banyak masalah. Jadi Pak SBY harus ditempatkan lebih tinggi dari sekadar ketua umum,” ujarnya di DPR, Kamis (7/5/2015).
Selain alasan tersebut, SBY juga selama ini dianggap tidak pintar untuk memainkan isu strategis. Posisinya sebagai partai penyeimbang pasca Pemilu 2014 tidak pernah dimanfaatkan oleh SBY untuk mencuri perhatian publik. Bahkan Demokrat lebih terkesan menutup diri.
Partai berlambang Bintang Mercy ini terlihat lebih banyak disibukkan dengan persoalan di internal. Seperti desakan SBY untuk maju menjadi Ketum, padahal sebenarnya menurut Marzuki Ali, itu hanya permainan elit Demokrat yang telah mengkondisikan pengurus di bawah seolah-olah mendukung SBY.
“SBY lebih diperlukan menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Pembina, untuk mempererat solidaritas partai,” jelasnya. (Albar)