Rabu, 24 April 24

Sarmuji: Empat Pilar Menjadi Pondasi Bangsa Selamanya dan Seutuhnya

Sarmuji: Empat Pilar Menjadi Pondasi Bangsa Selamanya dan Seutuhnya
* M. Sarmuji menggelar sosialisasi empat pilar di Wonodadi, Blitar. (Foto: Dok Pribadi)

Blitar, Obsessionnews.com – Anggota Komisi XI DPR M. Sarmuji mengatakan, empat pilar kebangsaan menjadi pondasi utama negara Indonesia selamanya dan seutuhnya. Karena itu, semua pihak punya kewajiban untuk menjaganya agar Indonesia tetap utuh dan jaya.

“Kita tidak bisa lepas empat pilar kebangsaan itu. Karena itu adalah pondasi kita dalam bernegara, dulu, sekarang, besok, dan seterusnya, empat pilar itu harus kita jaga seutuhnya,” ujar Sarmuji saat menggelar sosialisasi empat pilar di Wonodadi, Blitar, Jawa Timur, pada Selasa 22 Maret 2022.

Empat Pilar yang dimaksud adalah Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Sarmuji yang juga anggota MPR itu menyatakan, pihaknya juga mempunyai tugas memperkuat fondasi bangsa, yaitu pertama, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara. Kedua, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara.

“Jika ada UU yang bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945 maka UU itu bisa dibatalkan, disesuaikan atau direvisi. UUD 1945 sudah mengalami empat kali perubahan atau amandemen,” ucapnya.

Ketiga, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara, dengan Indonesia sebagai negara kesatuan dari Sabang sampai Merauke. Keempat, Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang artinya meskipun berbeda suku, agama, dan lainnya, tetapi tetap menyatu. “Keempatnya menjadi fondasi bangsa kita,” kata dia lagi.

Dengan empat pilar itu, Sarmuji
meminta kepada masyarakat agar tidak mudah diadu domba, dipecah belah oleh pihak-pihak yang ingin menghancurkan Indonesia baik dari dalam maupun dari luar. “Dengan empat pilar iti kita ingin menekankan kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi,” jelasnya.

Sarmuji yang juga menjadi Ketua DPD Partai Golkar Jatim ini menyebut beberapa negara yang mengalami konflik internal lantaran karena masyarakat dan negaranya tidak mampu dalam menyikapi perbedaan. Padahal negara-negara tersebut jauh lebih kecil dari Indonesia.

“Kita bersyukur tidak seperti negara Timur Tengah yang sampai saat ini mengalami konflik internal, perang saudara. Alhamdulillah kita diberi Tuhan yang masyarakatnya mampu menghargai dan menerima perbedaan,” jelasnya. (Al)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.