
Jakarta, Obsessionnews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menepati janji kampanyenya pada Pilpres 2014, yakni menetapkan Hari Santri Nasional. Tahun 2015 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 22 Tahun 2015 ditetapkan Hari Santri Nasional tanggal 22 Oktober. (Baca: Hari Santri Nasional Jadi ‘Trending Topic’ di Google)

Peringatan Hari Santri Nasional pada Sabtu (22/10/2016) berlangsung meriah di seluruh pelosok tanah air, termasuk di lapangan Monas, Jakarta Pusat.

Ketua Umum DPP PKB A Muhaimin Iskandar mengemukakan, jumlah santri di Indonesia lebih dari 3,7 juta, dan hal ini merupakan potensi dan batu pondasi NKRI yang kokoh.
Cak Imin, sapaan akrab pria yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ini, mengatakan moralitas santri adalah moralitas yang merasa terlibat dengan denyut nafas kehidupan sesama manusia.
“Santri harus jadi pendorong bagi pembangunan bangsa yang harus berkorban untuk masa depan NKRI. #HariSantriNasional,” kicaunya di akun Twitternya, @cakiminpkb, Sabtu (22/10).
Dalam rangkaian tweet-nya anggota DPR ini mengatakan, santri harus menjadi pendorong bagi pembangunan bangsa yang harus berkorban untuk masa depan NKRI.
Menurut Cak Imin, santri mampu dan sanggup menumbuhkan integritas sikap dan perbuatan yang didukung keutuhan moralitas agama. Moralitas agama santri itu yang merasa terlibat dalam upaya membela kaum miskin, semangat HAM dan kaum minoritas.
Ia menegaskan perkuat integritas sikap dan perbuatan santri dengan ditopang keutuhan moralitas agama yang terlibat dalam permasalahan bangsa. Integritas sikap dan perbuatan santri dgn moralitas agama menjadikan agama Islam semakin relevan dgn pembangunan NKRI. Dengan dinamika peran santri, eksistensi Islam di Indonesia lebih dinamis dan jadi kebutuhan bagi NKRI.
Mantan Menteri Tenaga Kerja ini mengingatkan santri ikut merebut dan mempertahankan NKRI. Bagi santri, tuturnya, proklamasi 17 Agustus 1945 adalah bentuk final NKRI. (@arif_rhakim)