
Jakarta, Obsessionnews – Pernyataan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengenai Indonesia, menjadi ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) Oktober 2015 mendatang akan memprioritaskan poros maritim, disambut baik oleh Badan Keamanan Laut RI.
“Kalau IORA menjadi prioritas keamanan laut yang ditingkatkan, ini hal yang bagus. Dengan adanya wilayah samudera Hindia itu aman, langsung berdampak meningkatkan nilai perdagangan,” kata Kasubbid Sistem dan IT Bakamla Letkol.Arief Meidyanto kepada Obsessionnews, Rabu (25/2) di Kemlu RI.
Seperti diketahui, lanjut Arief, kalau laut aman, sudah pasti perdagangan meningkat tajam. Ada yang mengatakan, pertumbuhan nilai perdagangan bisa mencapai hampir 300 % meningkat, karena masalah laut teratasi.
Contohnya, dahulu Somalia sering mengadakan perompakan, kapal dirompak, setelah itu nahkodanya, krunya diminta tebusan yang besar, itu otomatis mempengaruhi perdagangan di dunia. Pasalnya, paling ideal mengangkut barang itu melalui laut, karena bisa mengangkut dengan kapal mencapai ratusan ton, jika dengan pesawat itu sangat terbatas.
Tak hanya itu, dengan terlibatnya 20 anggota negara di dunia dalam IORA, jaringan itu bisa menjadi peluang bagi Indonesia.
“Saya praktisi dari bidang IT. Peluang IORA pasti ada, contoh, pada saat kerjasama pengawasan dilaut, kita by sistem saja,” ujarnya.
Agenda IORA ingin wilayah Samudera itu aman. Indonesia sangat berpotensial menggali ilmu agar laut di Indonesia juga aman. Permasalahan selama ini, contohnya Ais Satelite Bakamla (aissat bakamla), itu kalau menyewa satelit itu sangat mahal, juga ada kekurangannya.
“Pada saat kapal itu mesinnya mati, kami tidak bisa pantau lagi kecuali pakai radar. Satelit ada delaynya, 15 jam atau 4 jam. Kapal itu punya kecepatan 20 knot/ 40 km/jam. Jika delay 1 jam saja, berarti kita tak bergerak 40 km,” pungkasnya.
Salah satu tugas dari Bakamla adalah khusus maritime security, keamanan laut, pegawasan. Begitu banyak permasalahan laut diantaranya, illegal logging, illegal fishing, non konfesional seperti pembuangan limbah nuklir, transportasi bahan peledak. (Popi Rahim)