Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Sambal Belut Pak Sabar Bikin Lidah Bergoyang

Sambal Belut Pak Sabar Bikin Lidah Bergoyang

Bantul – Setiap usaha yang didirikan seseorang tentunya tak selalu berjalan mulus. Jatuh bangun dalam dunia usaha adalah hal yang biasa. Seperti yang dilakoni Sabar yang terus mempertahankan usaha sambal belutnya hingga sekarang.

Butuh waktu yang cukup panjang untuk mendirikan usaha kuliner yang kian besar pesaingnya. Namun tak mengubah tekadnya untuk tetap menjalankan usaha belut yang sampai saat ini masih menjadi pilihan kuliner bagi wisatawan yang datang ke Jogja.

Sabar
Sabar

Tahun 1993 Sabar mengawali usahanya dari berjualan angkringan kecil-kecilan. Saat itu masih sedikit sekali pedagang angkringan. Ia mengumpulkan sedikit demi sedikit modal untuk membuka usaha angkringan. Lelaki ini meminjam sebuah tenda untuk berjualan angkringan. Tenda tersebut tidak layak pakai karena saat hujan pasti bocor.

“Saya pernah menjadi kuli bangunan, lalu karena ingin mengubah nasib menjadi lebih baik saya mencoba berjualan angkringan kecil-kecilan di dekat makam. Saat itu saya menjual nasi bungkus Rp 100, es teh Rp 150, dan ceker ayam saya Rp 15,” ujarnya kepada obsessionnews.com, Jumat (15/1/2015) siang.

Suatu ketika ia kedatangan seorang teman yang membawa belut. Si teman menggoreng belut di warung akringan Sabar. Selain itu belut juga dijadikan menu sambal. Si teman mempersilakan Sabar menjual belut goreng dan belut yang dijadikan menu sambal. Eh, ternyata menu belut itu cukup laris. Untuk satu porsi nasi dan belut dihargai Rp 2.500.

Tahun 1996 Sabar serius menggeluti belut secara keseluruhan, dari pemeliharaannya, proses memasaknya, hingga menjadi menu utama di warung makannya. Perlahan-lahan tapi pasti warung angkringannya berubah menjadi warung makan yang cukup besar. Belut-belut didatangkan dari Bantul dan Klaten. Kemudian proses memasaknya masih tradisional. Bagi Sabar memasak secara manual itu bumbu rempahnya masih terasa di lidah. Sambal belut itu membikin lidah bergoyang.

“Tahun 1996 itu masih menjual belut 1-3 kilogram per harinya. Tapi sekarang sudah bisa mencapai 75-80 kilogram. Apalagi saat musim liburan, tentu banyak pengunjung yang datang kemari,” cerita bapak dua anak ini.

Menu yang tersedia di warung makan Sambel Welut Pak Sabar meliputi sambal belut, belut goreng, oseng-oseng belut lombok ijo, gabus goreng, dan lele lokal goreng. Sambal belut dan belut goreng yang menjadi menu favorit pengunjung.

Tidak tanggung-tanggung dalam sehari 15-50 kilogram laris terjual. Memang saat musim liburan peminatnya menjadi meningkat. Mulai tahun 2006 pasca gempa Jogja warung Pak Sabar ini ramai pengunjung. Baik dari kota Jogja sendiri sampai luar kota, bahkan wisatawan dari mancanegara pernah mencicipi sambal belut khas Pak Sabar ini.

Dibantu tiga pegawainya, Sabar membuka usaha di rumahnya di kampung Dokaran, Tamanan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sehari-harinya Sabar harus bangun pukul 03.00 pagi. Pukul 07.00 pagi semua sudah siap. Mulai pukul 10.00-23.00 WIB warung sambal belutnya buka setiap hari.

Ke depannya, Sabar menginginkan usahanya ini terus berkembang hingga ke anak cucunya nanti. “Sampai sekarang saya tidak membuka cabang. Jadi pengunjung bisa datang langsung kemari. Dan ke depannya nanti saya masih mempertahankan usaha ini hingga masa tua saya,” pungkasnya. (Anissa Nurul Kurniasari)

 

Related posts