
Jakarta – Penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim Polri diumpamakan sebagai badai tsunami yang selalu datang setiap tiga tahun sekali. Peristiwa ini mengingatkan KPK pada peristiwa-peristiwa sebelumnya yang sempat membuat KPK dalam tekanan berat hingga harus membutuhkan dukungan masyarakat sipil.
Berawal dari kasus cicak versus buaya tahun 2009 yang menyeret dua komisioner KPK ketika itu, Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto sebagai tersangka. Kemudian berlanjut pada peristiwa penyerangan sejumlah petugas polri terhadap penyidik KPK Kompol Novel Baswedan, hingga yang teranyar adalah penangkapan Bambang.
Ketua KPK Abraham Samad menegaskan meski dihadapkan dengan berbagai upaya pelemahan, namun KPK akan tetap berdiri kokoh. Semangat KPK tidak akan pernah pudar dalam melakukan tugas pemberantasan korupsi.
“Percayalah bawah kita di KPK apapun yang terjadi kita akan terus tegar. Masih banyak perkerjaan ruimah yang mesti kita kerjakan dan percayalah kezoliman tidak akan pernah mengalahkan kebenaran,” ujar Samad dalam jumpa pers di gedung KPK, Jakarta, Jumat (23/1/2015).
Samad sudah memperkirakan bahwa akan terjadi gesekan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Mengingat karena KPK tengah menangani kasus korupsi yang melibatkan orang-orang yang memiliki pengaruh besar.
“Oleh karena itu saya imbau kepada seluruh rakya Indonesia dari Sabang sampai Merauke, kalau anda masih mencintai KPK dan mencintai pemberantasan korupsi marilah kita bersama-sama menggalang kekuatan,” ajak Samad. (Has)