Jumat, 26 April 24

Saling Bentrok Kubu Pro dan Anti Kudeta di Myanmar

Saling Bentrok Kubu Pro dan Anti Kudeta di Myanmar
* Bentrokan warga pro dan anti kudeta militer. (Foto: ParsToday)

Bersamaan dengan kebijakan pejabat Myanmar melarang mahasiswa keluar dari lingkungan kampus untuk menggelar demo, kubu pro dan anti militer di negara ini dilaporkan terlibat bentrokan di jalan-jalan kota Yangon.

Menurut laporan Reuters, sekitar seribu orang pendukung militer Myanmar Kamis (25/2/2021), turun ke jalan-jalan di Yangon untuk menggelar pawai.

Para wartawan mengatakan, sejumlah simpatisan militer mengancam fotografer media dan terjadi bentrokan antara mereka dan kubu anti kudeta sehingga mengakibatkan seorang wartawan terluka.

Menurut saksi mata, tak lama kemudian kubu pro militer melempari kubu anti junta dengan batu dan berita yang belum terverifikasi menyebutkan adanya serangan pisau. Konfrontasi ini menekankan kondisi goyah negara yang mengalami kelumpuhan akibat protes dan demonstrasi anti militer.

Para dokter Myanmar juga berencana menggelar sebuah aksi protes hari ini sebagai bagian dari Revolusi Jubah Putih.

Pasukan keamanan Myanmar dikatakan lebih terkendali hari ini daripada tindakan keras sebelumnya terhadap orang-orang yang mencoba mencapai demokrasi.

Kondisi Myanmar dilaporkan rusuh sejak kudeta militer awal Februari dan penangkapan Aung San Suu Kyi, pemimpin pemerintahan sipil serta sejumlah anggota partai berkuasa.

Myanmar Terancam Kelangkaan Uang Tunai
Militer Myanmar dilaporkan menerapkan pembatasan penarikan uang tunai dari berbagai bank di negara mayoritas Budha yang rezimnya lakukan genosida (pembantaian) terhadap muslim ini.

Seperti dilaporkan IRIB, warga Myanmar harus mengantri panjang untuk menarik uang dari rekeningnya di bank dan ini memicu berita kelangkaan uang tunai di negara ini.

Selama aksi demo besar-besaran beberapa hari terakhir, ada permintaan pegawai bank untuk keluar dari pekerjaan mereka.

Sejatinya mayoritas bank di Myanmar termasuk bank swasta sejak beberapa hari lalu telah ditutup dan pegawainya bergabung dengan gerakan protes sipil.

Hanya sejumlah bank pemerintah di Yangon yang dibuka dan penarikan uang sangat dibatasi.

Awal Februari militer Myanmar mengumumkan kondisi darurat untuk satu tahun dan kekuasaan dilimpahkan kepada Jenderal Min Aung Hlaing, panglima militer negara ini. (ParsToday/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.