Senin, 5 Juni 23

Sakit Menuju Kematian

Sakit Menuju Kematian
* Ilustrasi sakit menuju kematian. (Foto: WM)

Jika seseorang sedang sakit yang mana sakitnya ini menuju kematian, maka disunahkan ia membaca ayat-ayat roja’ (yang menerangkan tentang rahmat). Jika ia tidak mampu membacanya, maka mintalah dibacakan oleh orang lain. Karena Rasulullah SAW bersabda:
“Janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan husnudzon (berprasangka baik) pada Allah.”

Meskipun sakit, jangan sampai meninggalkan shalat walaupun terasa berat! Janganlah menganggap remeh perkara agama, karena jika ia meninggalkan fardhu kemudian mati maka ia berdosa dan ini tanda su’ul khatimah (mati dalam keadaan buruk).

Jangan pula kamu dengarkan orang yang mengentengkan perkara agama. Banyak manusia yang diuji seperti ini. Jika ada keluarga atau teman yang menganjurkan meninggalkan shalat karena sakit, maka ia hanya dhahirnya saja keluarga atau teman, tapi batinnya ia adalah musuh! Karena semua yang mengajak kepada maksiat atau lupa pada Allah ia adalah MUSUH!

Teman yang sebenarnya ialah yang mengajak taat pada Allah.

Orang sakit, sebisa mungkin terus berbuat baik seperti membaca Al Qur’an, berdzikir, dsb agar ia mati dalam keadaan Husnul khatimah. Dan berwasiatlah agar keluarganya tidak berlebihan dalam bersedih seperti berteriak-teriak atau menangis yang berlebihan.

Rasulullah SAW bersabda,
“Bukanlah dari umatku orang yang memukul-mukul pipinya saat terkena musibah dan merobek-robek sakunya serta meratap-ratap atau menyakiti diri.”

Meratap hukumnya HARAM, namun menangis tanpa meratap boleh. Hanya saja sabar lebih utama.

Wasiatkan pula agar jangan sampai orang yang ditinggalkannya seperti anak, istri, dan lainnya meninggalkan fardhu (seperti shalat, zakat, dsb) ketika kita meninggal.

Pula wasiatkan pada mereka:

● Janganlah wanita ikut dalam proses menguburkan

● Janganlah sampai menampakkan kesusahan

● Janganlah menyalahkan takdir Allah.

● Agar tetap mengikuti Rasulullah SAW agar selamat dunia akhirat.

Jangan sampai orang yang kita tinggalkan menjadi sebab kita disiksa di akhirat. Naudzubillah.

(AlHabib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.