Kamis, 28 September 23

Saat Mencoblos, 18 Tahanan KPK Tetap Kenakan Baju Tahanan

Saat Mencoblos, 18 Tahanan KPK Tetap Kenakan Baju Tahanan

Jakarta – Sebanyak 18 tahanan kasus korupsi akan menggunakan hak pilihnya pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang di Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang dibangun di Rumah Tahanan Gedung KPK Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta. Dengan perincian, 12 tahanan penghuni Rutan di Gedung KPK dan enam tahanan di Rutan Guntur.

“Tahanan nyoblos seperti pemilihan legislatif 9 April kemarin, dilaksanakan di C1,” ujar Juru Bicara KPK Johan Budi SP melalui pesan singkatnya, Senin (7/7/2014).

Johan mengatakan para tahanan di Guntur akan diangkut ke gedung KPK dengan menggunaka mobil. Johan sendiri mengaku masih belum mengetahui daftar nama tahanan yang akan menggunakan hak pilihnya di Rutan KPK. “Saya akan cek dulu,” katanya.

Pada Pileg 9 April lalu, tahanan KPK yang mencoblos di Rutan Gedung KPK mengenakan baju tahanan selama menuju TPS. Bedanya dengan Pileg lalu, jumlah tahanan yang mencoblos mencapai 22 orang. Pengenaan baju tahanan berwarna orange itu sebagai bentuk untuk menciptakan rasa malu dan aib bagi koruptor.

Tahanan yang mencoblos ketika pileg adalah mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mantan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Alifian Mallarangeng, mantan kepala SKK Migas Rudi Rubiandini, pelatif golf Deviardi, pengusaha Budi Susanto, dan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

Selain itu ada Ahmad Fathanah, Bupati Gunung Mas Hambit Bintih, dan pengusaha Cornelis Nalau, mantan Wakil Rektor Universitas Indonesia Tafsir Nurhamid, mantan Kepala Bappebti Sahrul Sampurna, pegawai Mahkamah Agung Djodi Supratman, jaksa Subri, mantan Deputi Gubernur BI Budi Mulya.

Serta, pengacara Mario C Bernando, pengusaha Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, pengacara Susi Tur Andayani, pengusaha Diah Soembedi, dan pengusaha Anggoro Widjojo.

Sedangkan, politikus PDI Perjuangan Emir Moeis yang mendekam di Rutan Guntur diberi kesempatan mencoblos di rumah sakit. Saat itu Emir sedang dirawat di RS Harapan Kita karena sakit jantung. Adapun Inspektur Jenderal Polisi Djoko Susilo tidak ikut mencoblos karena statusnya masih polisi aktif. (Has)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.