Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Rupiah Ditutup Masih Loyo, Rp14.551/USD

Rupiah Ditutup Masih Loyo, Rp14.551/USD

Jakarta, Obsessionnews Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) masih dibayangi aura negatif sehingga membuat nilai tukar rupiah masih tidak berdaya dan terus di area pelemahan. Tidak dinaikkannya suku bunga AS oleh the Fed ternyata tidak mampu mengangkat kejayaan nilai tukar rupiah.

Menurut data Bloomberg, Selasa (22/9/2015), nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.551 per USD. Sedangkan menurut data Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.590. Sementara itu, menurut Jakarta Interbank Spot Dolar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.486 per USD. Rupiah Dibuka Menguat Tipis, Rp14.471/USD

Pergerakan nilai tukar rupiah yang melemah terhadap USD ini serupa dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan. Sore ini, IHSG masih ditutup melemah. IHSG tidak bisa mempertahankan kinerjanya yang sempat bergerak positif.

IHSG Selasa 22 September ditutup 32,04 poin atau setara 0,7 persen ke posisi 4.344. Senada, indeks saham unggulan LQ45 juga melemah 7,26 poin atau setara 1,0 persen ke 729. Serta JII melemah 7,12 poin ke 576.

Sore ini, hanya sektor perkebunan dan pertambangan saja yang masih mempertahankan penguatannya, yakni masing-masing sebesar 3,62 poin dan 2,61 poin. Sedangkan sektor konsumer memimpin pelemahan dengan merosot sebesar 36,15 poin.

Jakarta, Obsessionnews – Pegerakan rupiah pada pagi ini sempat dibuka menguat jika dibandingkan dengan pergerakan di penutupan perdagangan sebelumnya.

Gerak rupiah menurut data Bloomberg, Selasa (22/9/2015) pagi ini dibuka menguat ke level Rp14.471 per USD, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp14.486 per USD. Namun, tak beberapa lama kemudian, rupiah melemah 1,20 poin atau setara 0,01 persen ke Rp14.485 per USD.

Sementara itu, berdasarkan data Yahoo Finance, gerak rupiah pagi ini sudah menembus level Rp14.557 per USD. Rupiah bahkan ambles 114 poin atau setara 0,79 persen ke Rp14.569 per USD.

Berdasarkan analisa Samuel Sekuritas, rupiah melemah mengikuti arus penguatan dolar global hingga kemarin sore. Hampir seluruh mata uang di Asia melemah signifikan terhadap dolar yang diiringi juga oleh aksi jual di bursa saham.

Menurut riset tersebut, dari dalam negeri, Pemerintah berencana memangkas proyeksi pertumbuhan 2016 menjadi hanya 5,3 persen YoY sementara Bank Indonesia (BI) kembali memangkas untuk keduakalinya dalam dua minggu terakhir, rentang proyeksi dolar 2016 menjadi Rp13.700-Rp13.900 per USD.

“Hal itu bisa berarti bahwa pemerintah semakin pesimistis terhadap prospek perekonomian dalam negeri. Hari ini sepertinya tekanan penguatan dolar global masih akan menjaga tekanan terhadap rupiah,” papar riset itu.

Adapun cadangan devisa yang diumumkan turun hingga menjelang akhir September juga berpeluang menambah sentimen negatif ke pasar keuangan domestik. (mtv/rez)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.