
Rupiah Ambruk, Menteri Keuangan Senewen?
Oleh: Salamuddin Daeng (IGJ)
Mungkin karena takut dipecat Presiden Jokowi, menteri keungan membuat pembenaran yang rada “senewen” terkait pelemahan Rupiah. Menkeu Bambang Brojonegoro menyatakan bahwa pelemahan rupiah akan untungkan APBN. Alasannya perusahaan akan meningkatkan ekspor mereka sehingga penerimaan APBN akan meningkat.
Menkeu lupa bahwa sebagain besar kegiatan produksi untuk ekspor di dalam negeri membutuhkan dolar mulai dari biaya investasi hingga produksi, baik untuk menghasilkan minyak, gas, mineral, batubara, dan juga kegiatan industri lainnya. Bahkan 70 persen bahan baku industri kita adalah impor. Belum lagi perusahaan swasta maupun BUMN saat ini telah tersandera utang luar negeri yang menggunung. Bagaimana mungkin jatuhnya rupiah akan meningkatkan penerimaan pajak ?Justeru sebaliknya, perusahaan akan banyak yang kolaps.
Asosiasi Batu bara Indonesia (APBI) menyebutkan, ada sekitar 40 persuhaan batu bara yang tutup lantaran tidak kuat menghadapi anjloknya nilai jual. SKK migas menyebutkan Sebagian KKKS mengurangi kegiatan pengeboran, seperti Pertamina, PHE, CNOOC akibat penurunan harga minyak.
Sementara Industri nasional adalah industri yang sebagaian besar ditopang oleh bahan baku impor akan banyak yang bangkrut akibat meningkatnya ongkos produksi, inflasi yang tidak terkendali dan suku bunga yang menjulang tinggi. Fakta penerimaan pajak Januari tahun 2015 kurang Rp 7 triliun dari target yang telah ditetapkan.
Para analis memperkirakan kemerosotan penerimaan pajak akan terus berlangsung seiring ekonomi yang semakin melemah.Statemen Menkeu perlu dipertanyakkan, apakah berarti bahwa rupiah akan terus dilemahkan ? Atau menteri hanya bingung tidak tau harus berbuat apa dalam menghadapi pelemahan rupiah? Sebelum Pak Menteri ‘senewen’, Lebih baik mundur ! (*)