
Jakarta, Obsessionnews.com – Pemerintah resmi memutuskan mencopot Dwi Sutjipto selaku Direktur Utama PT Pertamina dan Ahmad Bambang, Wadirut Pertamina Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Jumat siang (3/2/2017).
Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan, pencopotan itu dilakukan lebih kapada persoalan pribadi keduannya. Rini mengaku keduanya sama-sama ego dalam memimpin Pertamina. Demi menjaga kondisifitas perusahaan, tidak boleh ada dua matahari kembar di Pertamina.
Isu bahwa ada dua matahari kembar atau dualisme kepemimpinan di Pertamina sudah didengar oleh Rini sejak lama. Awalnya Rini mengira, pada Agustus 2016 keputusannya menempatkan Bambang sebagai Wakil Direktur bisa membantu perusahaan berkembang menjadi baik. Namun, ternyata menurutnya tidak.
Ia melihat, sikap dan kebijakan antara Dirut dengan Wadirut saling bersebrangan. Karena tidak pernah kompak, Dewan Komisaris pun akhirnya meminta Rini untuk ambil sikap karena hal ini berbahaya bagi keberlangsungan Pertamina.
“Saya meyakini kalau pemimpin bisa memimpin dengan baik, apapun strukturnya itu sudah bisa dilakukan. kalau saya ngelihatnya maaf ya Pak Dwi dan Pak Bambang, masalahnya personality,” ujar Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2/2017).
Menurutnya, bila kondisi ini terus dilanjutkan maka perusahaan tidak sehat. Sementara 2017 mendatang Pertamina akan memulai mega proyek senilai total Rp700 triliun yang membutuhkan konsentrasi dan keputusan yang tidak berubah.
Ia mengakui Pertamina memang berprestasi dengan baik dalam menyiapkan mega proyek selama 2016 di bawah kepemimpinan Dwi. Namun sayangnya, di dalam internal Pertamina memang tak bisa dibendung adanya kegelisahan dari dua kekuasaan tersebut.
“Tapi dalam perjalanannya, kita lihat baru beberapa bulan ternyata ada permasalahan kepemimpinan. Komunikasi dan beberapa kali rapat dan terakhir melakukan interview kepada semua direksi, Dirut, Wadirut, dan mereka memberikan usulan bahwa masalah kepemimpinan ini sudah akut dan bisa merusak kestabilan Pertamina,” ujar Rini.
Rini menjelaskan beberapa mega proyek dan kebijakan yang harus segera diputuskan oleh Pertamina antara lain implementasikan satu harga dan investasi di beberapa proyek besar pada saat yang sama, yaitu revitalisasi Cilacap dan penambahan kapasitas, serta proyek di Balikpapan, Dumai, dan Tuban.
Lantaran permasalahan ini, Dewan Komisaris kemudian mengusulkan perubahan direksi pada Kamis (2/2) siang. Sore hari setelah Rini mendapat surat usulan tersebut dirinya langsung menghadap Presiden untuk mendapat persetujuan Presiden.
“Pak Presiden bilang ya, segera lakukan. Malam langsung saya tanda tangan surat pergantian itu,” ujar Rini.
Di satu sisi, Rini mengaku sedih atas kejadian yang saat ini terjadi di Pertamina. Rini mengaku punya hubungan baik dengan Dwi Sutjipto dan Ahmad Bambang. Sebab, keduanya bisa menduduki posisi tertinggi di Pertamina karena rekomendasi dari Rini. Posisi Dwi akhirnya digantikan Yenny Handayani yang sebelumnya direktur Gas dan EBTKE sebagai pelaksana tugas (Plt)
“Saya sedih, saya mengetahui keduanya dan saya salah satu yang mendukung pemilihannya. Saya harap ke depan bisa lebih baik,” ujar Rini. (Albar)