Kamis, 25 April 24

Ribuan Masyarakat Mandi Balimau Jelang Ramadhan

Ribuan Masyarakat Mandi Balimau Jelang Ramadhan

Solok Selatan, Obsessessionnes – Tradisi balimau menyambut bulan suci Ramadhan tidak selalu menceburkan diri ke sungai dengan maksud mensucikan diri. Di Kabupaten Solok Selatan (Solsel), Sumatera Barat (Sumbar) misalnya, tradisi balimau bukan mandi dengan menceburkan diri bersama-sama ke sungai.

Tradisi di kabupaten 1000 rumah gadang ini mengusap bagian kening dengan air yang sudah diramu dengan limau dan aneka jenis kembang dan ramuan. Tradisi balimau yang masih tetap terjaga dengan baik dan selalu diselenggarakan setiap menjelang bulan suci Ramadhan, terdapat di Kenagarian Luhak Kapau, Kecamatan Pauh Duo.

Ribuan masyarakat berkumpul di sebuah lapangan. Masyarakat menggelar acara hiburan rakyat, seperti panjat pinang dan volly ball. Tradisi tersebut sengaja dihadiri Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengatakan, balimau basamo masyarakat setempat merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahun menjelang Ramadhan.

“Mereka yang ada dilapangan saling bersihlahturahmi untuk mensucikan diri dalam rangka menyambut bulan puasa,” kata Muzni Zakari, Minggu (5/6).

Mandi Balimau-

Wagub Sumbar Nasrul Abit dalam sambutannya mengatakan, kegiatan yang diiringi atraksi budaya dan kesenian masyarakat setempat perlu dipertahankan. Pemerintah dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumbar akan berupaya memperkenalkan tradisi itu sehingga lebih dikenal secara luas.

“Kita selalu dorong agar kabupaten/kota menampilkan kegiatan budaya dan kesenian untuk dipromosikan. Di Pesisir Selatan misalnya kita mempromosikan kawasan wisata Mandeh. Di Solsel juga harus ada ikon wisatanya,” ujar Nasrul Abit.

Walinagari Luak Kapau, Saribul Isar mengatakan, acara balimau yang sudah menjadi tradisi masyarakat setempat tidak dilakukan dengan mandi bersama di sungai, seperti yang yang dibayangkan kebanyakan orang.

“Balimau disini dilakukan dengan cara mengusap bagian kening dengan ramuan asam yang dicampur bunga sebagai tanda pensucian diri dan tidak mandi ke sungai,” katanya.(Musthafa Ritonga/@alisakinah73)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.