Surabaya, Obsessionnews – Sekitar 5 ribu Supporter Persebaya 1927 turun ke Jalan Embong Malang, tempat berlangsungnya Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) di Hotel JW Marriot, Surabaya, Sabtu (18/4/2015).
Ribuan suppoter yang akrab disapa Bonek ini berkumpul di Taman Mundu Tambaksari sejak semalam (17/4/2015). Pukul 09.00 WIB mulai bergerak menuju ke lokasi tempat berlangsungnya Kongres.
Para pendukung yang mengaku tersakiti oleh kebijakan PSSI ini terus berdatangan memenuhi jalan tersebut. Mereka datang dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Bahkan, tampak perwakilan dari Bonek Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Makassar, Sulawesi Selatan, Bali dan daerah lainnya.
Sambil meneriakkan Yel-yel BONEK..Salam Satoe Nyali….WANI!, Diantara mereka membawa spanduk dan poster yang intinya mengancam akan membubarkan Kongres PSSI.
Bonek mengaku, bahwa PSSI sengaja menggelar Kongres di Surabaya, untuk memancing kemarahan warga Kota Surabaya, khususnya Bonek pendukung Persebaya 1927. “Mereka adalah provokator untuk memancing kemarahan kita, ayo jangan sampai terpancing dengan adanya penyusup liar,” teriak salah satu Bonek.
Dalam orasinya, Bonek menyebut bahwa PSSI telah ditunggangi organisasi masyarakat (Ormas) dengan cara mengintimidasi, layaknya preman.
“Sepakbola adalah olahraga pemersatu bangsa. PSSI sudah dikuasai oleh Ormas, apakah ada sportivitas di dalamnya,” sambung salah satu orator.
Pada kesempatan sama, Yanto koordinator Bonek mengatakan, aksi supporter Bonek yang selalu didzolimi oleh ‘mafia’ PSSI ini menyampaikan tiga tuntutannya. “Kami mendukung Presiden melawan mafia PSSI, Mendukung Menpora dan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) membekukan PSSI dan tegas terhadap PSSI, serta mendesak Persebaya Surabaya dikembalikan seperti dahulu!” serunya.
Pantuan Obsessionnews.com, amarah supporter Persebaya 1927 bakal tak terbendung. Pasalnya, ribuan Bonek berteriak menantang duel Ormas Pemuda Pancasila.
“Mari duel menggunakan tangan kosong. Jangan jadi preman di kota kami (Surabaya). Beraninya mengerahkan massa untuk keroyokan. Ini adalah Surabaya Bung!” teriak massa. (GA Semeru)
