
Jakarta, Obsessionnews – Rencana pemerintah melalui Kementerian Perdagangan yang akan merevitalisasi sekitar 935 pasar tradisional pada tahun 2015 patut untuk mendapatkan dukungan sekaligus pengawasan. Secara garis besar DPP IKAPPI (IkatanPedagang Pasar Indonesia) mendukung setiap langkah Kementerian Perdagangan untuk melakukan perbaikan terhadap pasar pasar yang memang sangat membutuhkan perbantuan pemerintah.
“Karena secara faktual, cukup banyak pasar yang fisik bangunannya tidak memadai sebagai sarana berbelanja masyarakat. Pasar seperti ini, bagi IKAPPI harus menjadi prioritas dari program percepatan pembangunan pasar atau revitalisasi tersebut,” kata Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri kepada Obsessionnews, Senin (20/4/2015).
Namun dalam proses pelaksanaan program revitalisasi pasar, tegas dia, IKAPPI juga mengingatkan kepada pemerintah untuk memperhatikan beberapa hal yang selama ini justru dikesampingkan. Seperti keterlibatan peran serta pedagang dalam setiap proses revitalisasi pasar.
“Mulai dari perencanaan, pembangunan hingga pengelolaan pasar. Selama ini, permasalahan yang timbul dalam revitalisasi pasar justru sering lahir akibat tidak adanya keterlibatan pedagang,” tandas Mansuri.
Selain itu, lanjutnya, IKAPPI juga mendorong agar revitalisasi pasar tidak hanya menitik beratkan pada pembangunan fisik semata. Revitalisasi pasar harus pula menyentuh dan mewujudkan perbaikan manajemen pengelolaan pasar agar lebih profesional dan peningkatan SDM pedagang pasar.
“Hal ini penting agar pasar tradisional mampu bersaing dengan pasar modern yang kian menjamur,” tegas Ketua Umum IKAPPI.
Menurutnya, IKAPPI juga mendorong agar pengawasan terhadap program revitalisasi pasar tradisional dapat dilakukan secara maksimal, kami melihat bahwa selama ini pemerintah tidak melakukan pengawasan secara maksimal.
“Hal ini penting guna menutup rapat celah penyalahgunaan program tersebut oleh pihak pihak yang tidak bertanggungjawab,” jelas Mansuri.
“IKAPPI sebagai organisasi penghimpun pedagang, selama ini telah turut serta mengawasi perjalanan program revitalisasi pasar. Kami berharap lebih banyak lagi pihak yang ikut serta melakukan pengawasan,” tambahnya.
Ia mengatakan, dalam pantauan IKAPPI terhadap program revitalisasi yang selama ini telah berjalan, masih banyak terjadi kegagalan. Hal tersebut terjadi karena minimnya pengawasan.
“Kami tidak ingin program revitalisasi pasar yang seharusnya dapat menyelamatkan hajat hidup pedagang, justru menjadi mesin pembunuh massal karena minimnya pengawasan dan abai terhadap ketetlibatan pedagang,” tutur dia.
“Agar anggaran Rp 1,036,8 triliun itu dapat mengalir tepat sasaran sekaligus memberikan manfaat sepenuhnya terhadap pedagang dan peningkatan ekonomi daerah,” harapnya. (Asma)