PSMTI Temui Menbud Fadli Zon, Bahas Budaya Tionghoa di Era Modern

Obsessionnews.com - Wakil Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Dr. H. Serian Wijatno mengapresiasi sikap Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon yang akan mendukung upaya menjaga tradisi serta budaya Tionghoa di era modern. Hal itu diungkapkan Serian usai bersama sejumlah pengurus PSMTI bertemu dengan Fadli Zon di Jakarta, Selasa (4/11/2026).
Hadir dalam pertemuan itu Ketua Umum PSMTI Wilianto Tanta dan Sekum PSMTI Peng Suyoto. Serian mengakui, seperti budaya lainnya budaya Tionghoa yang ada di negeri ini juga mengalami tantangan yang berat di jaman modern khususnya di era digital seperti sekarang.
"Karena itu merupakan kebahagiaan bagi kami warga negara Indonesia keturunan Tionghoa bila pemerintah dalam hal ini Bapak Menteri Kebudayaan menyatakan siap menjaga tradisi budaya Tionghoa yang ada di Indonesia," ujar Serian yang juga Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).
Dikatakan Serian, eksistensi budaya Tionghoa di Indonesia merupakan elemen yang dapat memperkuat harmoni dalam keberagaman budaya Nusantara khususnya di kalangan generasi muda. "Sekaligus menjadi ruang ekspresi pelestarian dan pemersatu bangsa serta menjadi wadah yang inspiratif, inklusif dan memperkuat semangat kebangsaan melalui budaya" tutur Serian.

Ketua Dewan Pakar Forum Masyarakat Indonesia Emas ini menambahkan, selain untuk jati diri dan identitas kita, peluang ke depannya cultural and creative industry ini akan menjadi semakin tren untuk menjadi driver dan engine di dalam pertumbuhan bangsa. Sebelumnya Fadli Zon mengemukakan bahwa saat ini sudah banyak event budaya akulturasi Tionghoa yang diselenggarakan baik di tingkat lokal maupun nasional. Penyelenggaraan event-event bernuansa Tionghoa yang kerap digelar itu diakui Fadli Zon bisa menjadi wadah penting untuk merayakan dan melestarikan budaya Tionghoa yang akulturasinya telah menjadi bagian integral dari kekayaan budaya Nusantara.
"Melalui penyelenggaraan inilah kita perkuat semangat harmoni dalam keberagaman dan menumbuhkan rasa bangga terhadap identitas budaya kita," terang Fadli seraya menambahkan bahwa event-event budaya perpaduan Tionghoa- Indonesia bukan sekadar kontestasi semata, melainkan bukti nyata ragam identitas budaya Nusantara dapat menjadi 'kekuatan pengikat' atau binding power. Hal itu, sambung Fadli lagi, semakin membuktikan bahwa jejak budaya Tiongkok di Nusantara bukanlah fenomena baru.
"Masyarakat Tionghoa memberikan peran besar terhadap perkembangan budaya dan kemerdekaan Indonesia, terlihat dari nama-nama tokoh nasional yang memajukan budaya serta literasi di Nusantara. Kita lihat banyak sekali tokoh-tokoh masyarakat Tionghoa yang sangat memajukan literasi dan kebudayaan kita. Sebagai contoh misalnya Tan Khoen Swie, yang merupakan perusahaan penerbitan tua di Jawa, yang menerbitkan hampir 300 buku-buku penting dari sastra Jawa," ujar Fadli.
Fadli menjelaskan, akulturasi budaya Tiongkok memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Hal tersebut dibuktikan dari artefak dan bukti-bukti sejarah di pelosok Nusantara yang menunjukkan kekayaan budaya Indonesia. (Hru)





























