Kemenko PMK Satukan Langkah Lintas Kementerian Jaga Warisan Budaya dan Alam Indonesia

Kemenko PMK Satukan Langkah Lintas Kementerian Jaga Warisan Budaya dan Alam Indonesia
Timkornas dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Warsito, dan diikuti lebih dari 140 perwakilan dari 30 kementerian dan lembaga yang yang digelar di Jakarta, Selasa (29/10/2025), (Foto Dok. Humas Kemenko PMK)

Obsessionnews.com — Di tengah derasnya arus globalisasi dan gempuran teknologi digital, pemerintah menegaskan komitmennya menjaga jati diri bangsa. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menggelar rapat perdana Tim Koordinasi Nasional (Timkornas) Warisan Budaya dan Alam Indonesia, pada Selasa (29/10/2025), di Jakarta.

Rapat yang dipimpin Deputi Bidang Koordinasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa, Warsito, dihadiri lebih dari 140 perwakilan dari 30 kementerian/lembaga. Pertemuan ini menjadi langkah awal penyatuan visi lintas sektor untuk melindungi, melestarikan, dan memanfaatkan warisan budaya serta alam Indonesia secara terpadu.

“Warisan budaya dan alam adalah harta tak ternilai dan identitas bangsa. Upaya menjaganya tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus melalui kolaborasi dan kesadaran bersama,” tegas Warsito.

Ia menjelaskan, pembentukan Timkornas bertujuan memastikan pelestarian budaya tidak berhenti pada laporan administratif, tetapi benar-benar memberi manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Karena itu, Kemenko PMK bersama kementerian koordinator lainnya berperan sebagai penggerak utama sinergi nasional agar kebijakan antar-lembaga berjalan seirama.

Warsito juga menyoroti ancaman era digital terhadap kelestarian budaya bangsa. “Kita harus mampu menjadikan teknologi dan kecerdasan artifisial sebagai alat pelestarian, bukan ancaman bagi jati diri Indonesia,” ujarnya.

Berbagai kementerian dan lembaga, termasuk Kemenkumham, Perpusnas, BPOM, dan BPKP, menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif ini. Tahun pertama Timkornas akan difokuskan pada penataan regulasi dan sinkronisasi program pusat-daerah sebelum diarahkan pada dampak kemanfaatan di masyarakat.

“Warisan budaya dan alam bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi modal membangun masa depan. Dari sinilah karakter bangsa ditempa dan peradaban dijaga,” pungkas Warsito.  (Ali)