NEDS 2025 Dorong Kolaborasi UMKM dan Pendidikan dalam Ekonomi Digital Inklusif

NEDS 2025 Dorong Kolaborasi UMKM dan Pendidikan dalam Ekonomi Digital Inklusif
Kegiatan National Economic Development Summit (NEDS) 2025 pada Kamis (18/9/2025) lalu bertempat di Auditorium Bhinneka Tunggal Ika Kampus UPNVJ (Foto Dok. Humas UPNVJ)

Obsessionnews.com –Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jakarta (UPNVJ) kembali menorehkan kiprah penting melalui penyelenggaraan National Economic Development Summit (NEDS) 2025. Acara yang digelar di Auditorium Bhinneka Tunggal Ika ini menjadi ruang pertemuan antara mahasiswa, pelaku UMKM, dan para praktisi yang sama-sama memiliki visi membangun ekosistem ekonomi digital yang inklusif.

Mengusung tema “Mendorong Ekonomi Digital yang Inklusif: Kolaborasi UMKM dan Pendidikan untuk Menumbuhkan Kewirausahaan di Era 4.0”, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada seminar akademik, tetapi juga menghadirkan bazar UMKM lokal sebagai bukti nyata kolaborasi antara teori dan praktik. Sebanyak 115 peserta dari berbagai latar belakang hadir untuk menyimak diskusi, sementara delapan stand UMKM menampilkan produk kreatif yang memperkaya suasana acara.

Tiga narasumber utama, yakni Muhammad Islahuddin, Fadhli Suko Wiryanto, S.Pd., M.Si., dan Jodhy Farrel Budiman, memberikan wawasan yang saling melengkapi. Muhammad Islahuddin menekankan peran UMKM sebagai pilar utama ekonomi Indonesia. Menurutnya, digitalisasi mampu membuka pasar yang lebih luas sekaligus menekan biaya produksi. Namun, ia juga mengingatkan adanya tantangan serius berupa literasi digital dan keamanan siber yang masih rendah di kalangan pelaku UMKM.

Fadhli Suko Wiryanto kemudian menggarisbawahi pentingnya pendidikan dalam mencetak sumber daya manusia yang adaptif dan inovatif. Ia menekankan bahwa penguasaan teknologi mutakhir—mulai dari artificial intelligence hingga big data—akan menjadi kompetensi vital bagi generasi mendatang untuk menghadapi era Society 5.0. Dunia pendidikan, menurutnya, harus terus bersinergi dengan dunia usaha agar melahirkan lulusan yang siap bersaing.

Sementara itu, Jodhy Farrel Budiman memberikan suara khas generasi muda. Ia menilai digitalisasi telah memantik semangat wirausaha baru, meski masih banyak yang dihantui rasa takut gagal dan keterbatasan pengalaman. Ia menegaskan, keberanian untuk mencoba dan sikap pantang menyerah adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan di dunia kewirausahaan yang penuh dinamika.

Tak berhenti pada seminar, NEDS 2025 juga menghadirkan sesi talkshow interaktif yang mempertemukan pandangan CEO, akademisi, dan mahasiswa wirausaha. Diskusi tersebut menekankan bahwa transformasi digital bukan sekadar urusan teknologi, tetapi juga keberanian kolaborasi lintas sektor, keterbukaan untuk berinovasi, dan komitmen generasi muda untuk menciptakan peluang baru yang berkelanjutan. 

Dengan semangat kolaborasi dan inovasi yang diusung, NEDS 2025 menjadi lebih dari sekadar program kerja mahasiswa. Ia telah menjelma menjadi wadah strategis bagi generasi muda untuk belajar, berjejaring, sekaligus berkontribusi nyata dalam mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berdaya saing, sesuai dengan kebutuhan bangsa menghadapi era industri 4.0. (Ali)