RS Abdi Waluyo Resmikan Pusat IBD Pertama di Indonesia

RS Abdi Waluyo Resmikan Pusat IBD Pertama di Indonesia

RS Abdi Waluyo meresmikan Inflammatory Bowel Disease (IBD) Center dan Rudolf Simadibrata Gastroenterology-Hepatology & Endoscopy Center. Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan Prof. Dante Saksono Harbuwono yang menyebut pusat layanan tersebut menjadi langkah penting dalam meningkatkan penanganan penyakit pencernaan, khususnya radang usus, di Indonesia.

Kedua pusat baru ini dirancang sebagai layanan one stop service dengan pendekatan multidisiplin, mulai dari gastroenterologi-hepatologi, penyakit autoimun, reumatologi, nefrologi, hingga bedah pencernaan. RS Abdi Waluyo menyebut fasilitas ini sebagai pusat IBD pertama di Indonesia yang fokus menangani penyakit radang usus secara khusus.

Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Ph.D, Sp.PD-KGEH, FACG, FASGE, FINASIM, menjelaskan bahwa kasus IBD terus meningkat di Indonesia, sementara akses pasien terhadap terapi mutakhir masih terbatas. “Kami ingin menghadirkan pusat khusus dengan layanan terpadu dan inovasi terapeutik agar pasien IBD mendapatkan terapi terbaik,” ujarnya.

 

dr. Marcellus menambahkan, perawatan yang ditawarkan bersifat holistik, mencakup diagnosis dini, penilaian risiko komplikasi, dukungan nutrisi dan psikologis, hingga pemantauan penyakit secara berkelanjutan. Menurutnya, visi pusat IBD ini tidak hanya untuk pelayanan medis, tetapi juga edukasi dokter, peningkatan diagnosis, dan sosialisasi mengenai IBD di seluruh Indonesia.

RS Abdi Waluyo juga menjalin kolaborasi dengan IBD Center University of Chicago melalui diskusi kasus bulanan, webinar ilmiah, serta program observership bagi dokter. “Kemitraan internasional ini memberi peluang bagi kami untuk mendiskusikan kasus-kasus kompleks dengan para ahli IBD dunia,” kata Marcellus.

Wamenkes Dante menyebut keberadaan pusat IBD sangat relevan untuk pembangunan registri nasional pasien IBD, yang hingga kini belum terdata secara baik. “Langkah RS Abdi Waluyo ini strategis untuk mengisi kekosongan data dan memperkuat layanan bagi pasien dengan penyakit kronis,” ucapnya.

Selain IBD, kedua pusat baru ini juga menangani berbagai gangguan saluran cerna, hati, empedu, hingga pankreas dengan dukungan teknologi endoskopi modern. Pihak rumah sakit berharap pusat ini dapat berkembang menjadi rujukan nasional sekaligus memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kualitas hidup pasien dengan penyakit pencernaan. (NJ)