Kemendag Perkuat Ekspor Perikanan Indonesia Lewat JISTE 2025 di Jepang

Kemendag Perkuat Ekspor Perikanan Indonesia Lewat JISTE 2025 di Jepang
Paviliun Indonesia pada pameran The 27th Japan International Seafood & Technology Expo (JISTE) 2025 yang digelar di Tokyo Big Sight, Jepang, pada 20–23 Agustus 2025 (Foto Dok. Humas Kemendag)

Obsessionnews.com— Indonesia kembali menunjukkan keseriusannya dalam memperluas pasar ekspor perikanan dengan berpartisipasi aktif pada pameran internasional bergengsi The 27th Japan International Seafood & Technology Expo (JISTE) 2025 yang digelar di Tokyo Big Sight, Jepang, pada 20–23 Agustus 2025. Kehadiran Indonesia di ajang ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam mendorong ekspor perikanan yang berkelanjutan serta memperkuat posisi Indonesia di pasar Asia Timur, khususnya Jepang.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, menyampaikan bahwa Jepang merupakan salah satu pasar utama bagi produk perikanan Indonesia. Menurutnya, partisipasi Indonesia di JISTE 2025 memperlihatkan tekad pemerintah untuk memperkuat daya saing industri perikanan nasional agar mampu menembus pasar global yang kompetitif.

“Keikutsertaan ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mengedepankan ekspor yang berkelanjutan, sekaligus membuka jalan bagi produk perikanan kita untuk lebih kuat bersaing di Jepang maupun kawasan Asia Timur,” ujarnya.

Paviliun Indonesia resmi dibuka oleh Atase Perdagangan RI Tokyo, Merry Astrid Indriasari, pada hari pertama pameran. Dalam sambutannya, ia mengapresiasi semangat para pelaku usaha Indonesia yang hadir langsung mempromosikan produk unggulan mereka di pasar Jepang yang terkenal ketat dalam standar kualitas dan sertifikasi. Paviliun Indonesia menempati area seluas 72 meter persegi di Hall East 5, Stand Nomor K-17, dan menghadirkan 16 perusahaan perikanan yang memamerkan beragam produk unggulan, mulai dari udang, lobster, tuna segar dan beku, cumi, sotong, gurita, ikan demersal, teripang, hingga rumput laut.

Tidak hanya sekadar memamerkan produk, para peserta juga aktif melakukan penjajakan kerja sama bisnis dengan calon pembeli, sebagian besar berasal dari Jepang. Beberapa perusahaan bahkan menggelar demonstrasi produk melalui uji cita rasa (sampling dan food-test) yang memungkinkan pengunjung merasakan langsung mutu produk bahan baku perikanan maupun produk olahan Indonesia.

Menurut Miftah Farid, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag, keikutsertaan Indonesia di JISTE 2025 juga sejalan dengan upaya transformasi industri perikanan nasional menuju hilirisasi dan industrialisasi berkelanjutan.

“Dengan menembus pasar Jepang, kita tidak hanya memperkuat ekspor, tetapi juga mendorong terciptanya nilai tambah yang lebih tinggi bagi produk perikanan Indonesia sekaligus membuka lapangan kerja baru di dalam negeri,” jelasnya.

Miftah menambahkan bahwa pasar Asia Timur dikenal sebagai salah satu pasar perikanan terbesar di dunia. Tingginya permintaan terhadap makanan laut, budaya konsumsi ikan yang mengakar, serta meningkatnya kesadaran terhadap produk berkelanjutan menjadikan kawasan ini sebagai target strategis bagi Indonesia.

“Tren konsumsi produk yang ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin kuat di Asia Timur. Hal ini membuat penguatan pasar di kawasan ini tidak hanya strategis, tetapi juga menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan perikanan Indonesia yang berkesinambungan,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala ITPC Osaka Didit Akhdiat Suryo menyebutkan bahwa meskipun persaingan dengan negara pengekspor besar seperti Tiongkok, Cile, Norwegia, Korea Selatan, Vietnam, dan Amerika Serikat sangat ketat, produk perikanan Indonesia tetap memiliki keunggulan kompetitif. Menurutnya, Indonesia dapat memanfaatkan momentum perubahan protokol Indonesia–Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) untuk memperkuat penetrasi pasar.

“Kami optimistis produk perikanan Indonesia dengan kualitas tinggi dan daya saing yang kuat akan semakin diminati pasar Jepang,” ujar Didit.

JISTE sendiri merupakan pameran tahunan berskala internasional yang diorganisir oleh Japan Fisheries Association dengan konsep business-to-business (B-to-B). Pameran ini menghadirkan berbagai produk ikan segar, olahan hasil laut, serta teknologi pemrosesan dan pengemasan terbaru di sektor perikanan. Tahun ini, JISTE menghadirkan lebih dari 1.600 gerai pameran dari 19 negara mitra dagang Jepang, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Tiongkok, Vietnam, Norwegia, Australia, hingga Peru. Pameran tersebut ditargetkan menarik lebih dari 30.000 pengunjung internasional, mulai dari distributor, pedagang grosir, hingga pelaku ritel.

Dari sisi perdagangan, Jepang merupakan salah satu pasar terbesar bagi produk perikanan Indonesia. Pada periode Januari–Juni 2025, ekspor perikanan Indonesia ke Jepang tercatat sebesar USD 188,50 juta, sementara sepanjang 2024 nilainya mencapai USD 398,75 juta. Produk yang paling banyak diekspor antara lain udang, cakalang, tuna, kepiting, serta berbagai jenis moluska.

Partisipasi aktif Indonesia di JISTE 2025 diharapkan tidak hanya meningkatkan ekspor dalam jangka pendek, tetapi juga memperluas jejaring kerja sama jangka panjang dengan mitra global. Dengan mengusung produk yang memenuhi standar mutu, berkelanjutan, serta memiliki nilai tambah, Indonesia optimistis dapat memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam rantai pasok perikanan dunia.  (Ali)