Menko PMK Tanggapi Cepat Kasus Balita Meninggal di Sukabumi: Setiap Anak Harus Terlindungi

Obsessionnews.com— Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya balita bernama Raya di Sukabumi. Menurutnya, peristiwa tragis ini harus menjadi alarm nasional yang mendorong pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan untuk bertindak cepat dan bersinergi dalam melindungi setiap anak Indonesia.
“Pemerintah aware, tanggap, dan segera bertindak. Kasus ini adalah pengingat bahwa masalah gizi buruk dan penyakit yang sebenarnya bisa dicegah tidak boleh dibiarkan berlarut. Dengan memperkuat Posyandu, memperkuat data kesehatan, serta mendampingi keluarga rentan, kami berkomitmen memastikan setiap anak tumbuh sehat dan terlindungi,” tegas Pratikno.
Sebagai tindak lanjut, pada Kamis malam (21/8), Menko PMK langsung melakukan koordinasi dengan Gubernur Jawa Barat beserta dinas terkait. Tidak hanya itu, ia juga menggelar rapat daring bersama pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemenko PMK guna menggali informasi awal, menyatukan pandangan, serta menyusun langkah cepat yang harus segera dijalankan.
Agenda ini akan dilanjutkan pada rapat koordinasi nasional pada Jumat (22/8) dengan melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Fokus utama rapat adalah percepatan peningkatan kesehatan anak, mulai dari aspek preventif, penguatan layanan dasar, hingga sistem pemantauan yang lebih komprehensif.
Kemenko PMK menekankan bahwa salah satu kunci pencegahan kasus serupa adalah penguatan data kesehatan. Hal ini mencakup pemantauan malnutrisi secara detail di setiap daerah, serta deteksi dini penyakit menular termasuk zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan). Dengan data yang kuat dan terintegrasi, pemerintah dapat mengambil langkah lebih tepat sasaran dalam mencegah kematian anak.
Selama ini, pemerintah sebenarnya telah menjalankan berbagai program pencegahan. Misalnya, deworming massal yang sudah berjalan sejak 1975 dengan pemberian obat cacing gratis, kampanye Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah dan pesantren, hingga program pendampingan keluarga rentan dan anak terlantar. Namun, kasus di Sukabumi membuktikan bahwa program yang ada perlu dijalankan lebih aktif, terintegrasi, dan menyentuh kelompok paling rentan.
Pratikno juga mengingatkan pentingnya memasukkan nilai kebangsaan dan kepedulian sosial dalam setiap inovasi kebijakan kesehatan. Ia menegaskan, negara harus hadir sepenuhnya dalam melindungi warganya yang paling lemah, terutama anak-anak.
“Setiap anak Indonesia berhak atas masa depan yang sehat, aman, dan terlindungi. Kasus ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk memperkuat pencegahan, mempercepat intervensi, dan memastikan tidak ada lagi anak yang menjadi korban akibat kelalaian sistem,” tandasnya.
Dalam momentum ini, Menko PMK juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut aktif melaporkan kondisi gizi buruk, anak sakit, maupun keluarga rentan di lingkungannya. Kolaborasi antara pemerintah, tenaga medis, lembaga pendidikan, organisasi sosial, hingga masyarakat dianggap sangat penting dalam memperkuat jejaring perlindungan anak.
“Pemerintah berkomitmen memperkuat pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. Namun keberhasilan hanya mungkin dicapai bila seluruh elemen bangsa ikut terlibat. Setiap anak adalah aset bangsa yang harus kita jaga bersama,” tutup Pratikno. (Ali)





























