Menko PMK: Transformasi LPDP Cetak Talenta Strategis Indonesia Masa Depan

Obsessionnews.com — Di tengah upaya masif pemerintah memperkuat daya saing bangsa dan menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah menegaskan komitmen untuk mentransformasi kebijakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Transformasi ini bukan semata reformulasi program beasiswa, melainkan penataan menyeluruh untuk menjadikan LPDP sebagai motor utama akselerasi pembangunan manusia Indonesia — terutama dalam memperkuat talenta di bidang STEM, meningkatkan efektivitas riset nasional, dan menyasar kebutuhan strategis pembangunan jangka panjang.
Hal tersebut ditegaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat memimpin Rapat Dewan Penyantun LPDP yang digelar di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, pada Kamis (31/7/2025).
"LPDP harus menjadi mesin akselerasi SDM unggul yang menopang transformasi industri masa depan, memperkuat basis teknologi nasional, dan menjawab kebutuhan pembangunan negara," ujar Menko Pratikno di hadapan para pemangku kebijakan.
Menko PMK menekankan bahwa kebijakan beasiswa LPDP akan diarahkan lebih terstruktur, sistematis, dan kontekstual terhadap kebutuhan nyata. Transformasi ini tidak hanya fokus pada kuantitas penerima beasiswa, tetapi lebih pada kualitas dampak dan relevansi output para alumni terhadap prioritas pembangunan nasional.
Dalam kerangka besar ini, LPDP akan lebih banyak menyasar: Talenta STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), Profesional di bidang pendidikan dan keagamaan, seperti guru bimbingan konseling, guru bahasa Inggris, dan kader ulama, lalu Anak-anak berbakat istimewa dan peserta didik dengan keunggulan khusus, Aparatur sipil negara di kementerian/lembaga dan pemda, serta Pemuka agama dan penggerak komunitas budaya
Selain itu, skema pendidikan juga akan diperluas dengan mendorong joint degree dan double degree bersama universitas bereputasi tinggi di luar negeri, termasuk penentuan jurusan yang lebih terarah sejak awal. Transformasi ini akan melibatkan sinergi tiga kementerian utama: Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi;Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah;serta Kementerian Agama.
"Kami ingin memastikan bahwa LPDP benar-benar menjadi alat strategis negara dalam membentuk ekosistem talenta unggul, yang tak hanya terdiri dari akademisi, tetapi juga pemimpin lokal, pendidik, teknolog, dan tokoh masyarakat," tegas Menko Pratikno.
Tak hanya menyentuh beasiswa, transformasi LPDP juga mencakup reformasi tata kelola pendanaan riset dan inovasi nasional. Pemerintah ingin mendorong ekosistem riset yang lebih terintegrasi, efisien, dan berdampak, dengan memutus silo antar lembaga dan memperluas akses bagi pelaku riset lintas sektor.
Model pendanaan riset akan dikonsolidasikan melalui skema single call for research proposal, yang melibatkan LPDP, Kemendiktisaintek, dan BRIN. Langkah ini dinilai lebih mampu menyatukan prioritas, menghindari tumpang tindih, dan mempercepat proses pendanaan.
Selain itu, pemerintah juga berencana membangun advance laboratory di berbagai wilayah Indonesia sebagai pusat unggulan riset dan inkubasi teknologi — bukan hanya di sektor sains, tetapi juga kebudayaan, pendidikan, dan sosial-humaniora.
“Kami ingin fasilitas riset tidak hanya dibangun, tetapi juga digunakan secara optimal. Kolaborasi antar kampus, industri, dan pemerintah akan mempercepat inovasi dan hilirisasi teknologi,” ujar Menko Pratikno.
Salah satu aspek penting dalam transformasi LPDP adalah mendorong kemitraan aktif antara perguruan tinggi dan dunia usaha. Pemerintah akan merancang skema co-funding, di mana industri turut serta membiayai riset strategis sesuai kebutuhan pasar dan pengembangan teknologi nasional.
Sinergi ini diharapkan dapat mempercepat hilirisasi hasil riset ke dalam bentuk nyata — seperti produk teknologi, model bisnis inovatif, dan layanan berbasis kecerdasan buatan.
Lebih jauh lagi, pemerintah akan menyempurnakan skema riset kebudayaan agar tidak hanya melestarikan nilai budaya, tetapi juga mendorong lahirnya inovasi sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
Transformasi LPDP juga tidak lepas dari kerangka besar Asta Cita Presiden Prabowo-Gibran, khususnya pilar ketiga dan keempat yang menekankan pentingnya SDM unggul dan ketahanan budaya nasional.
LPDP diarahkan untuk: menjadi pilar strategis pengembangan talenta nasional, serta menyokong industri strategis dan teknologi masa depan, meningkatkan literasi, numerasi, dan kecakapan digital nasional , maupunmemperluas akses pendidikan unggul hingga ke daerah tertinggal sehinggamenjadi lokomotif riset kolaboratif lintas sektor.
"Transformasi ini adalah langkah konkret mewujudkan visi besar Presiden dalam menciptakan SDM unggul yang tangguh, berkarakter, dan relevan dengan kebutuhan abad ke-21," tegas Menko PMK.
Rapat Dewan Penyantun LPDP yang dipimpin Menko PMK juga dihadiri oleh sejumlah tokoh strategis dan pengambil kebijakan lintas sektor, antara lain: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Plt. Direktur Utama LPDP Sudarto, serta perwakilan dari kementerian dan lembaga terkait lainnya.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa LPDP akan mengembangkan dashboard monitoring beasiswa dan riset secara digital yang transparan, berbasis kebutuhan nasional, dan dapat diakses oleh publik dan mitra pemerintah.
Sebagai penutup, Menko PMK menekankan bahwa LPDP bukan sekadar lembaga beasiswa, melainkan instrumen strategis negara untuk membentuk masa depan bangsa. Ia mengajak seluruh pihak untuk ikut menjaga dan memperkuat LPDP dalam misinya.
"Kita tidak hanya mencetak sarjana atau master. Kita sedang membangun arsitek masa depan, ilmuwan, pemimpin komunitas, pengusaha teknologi, dan guru-guru yang akan menjadi pelita bagi generasi selanjutnya. LPDP adalah ladang investasi strategis bangsa," tutup Menko PMK.
Transformasi LPDP ini menandai babak baru dalam perjalanan Indonesia menuju SDM unggul yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berdaya guna, berkarakter, dan membawa solusi nyata bagi kemajuan bangsa. (Ali)





























