Siapkan Generasi Unggul, Pemerintah Luncurkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Sekolah

Siapkan Generasi Unggul, Pemerintah Luncurkan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Sekolah
Menko PMK dalam konferensi pers Kick-Off Program PKG Sekolah, yang digelar secara daring, Kamis (31/7/2025). (Foto Dok. Humas Kemenko PMK)

Obsessionnews.com — Pemerintah terus memperkuat fondasi pembangunan manusia Indonesia sejak usia dini. Melalui Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Sekolah, anak-anak di seluruh penjuru Tanah Air kini mendapat akses pemeriksaan kesehatan menyeluruh secara berkala. Program ini digadang menjadi kunci awal dalam membentuk generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

Dalam konferensi pers peluncuran nasional Program PKG Sekolah, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan bahwa kesehatan bukan hanya komponen penting, tetapi fondasi utama dalam pengembangan sumber daya manusia unggul.

“Tanpa kesehatan fisik, mental, dan moral yang prima, kompetensi tidak akan berkembang maksimal. Maka pemeriksaan kesehatan di sekolah menjadi langkah paling fundamental dalam pembangunan SDM,” ujar Menko PMK dalam konferensi pers Kick-Off Program PKG Sekolah, yang digelar secara daring, Kamis (31/7/2025)..

Program PKG Sekolah merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Program ini menyasar siswa-siswi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA, termasuk madrasah dan sekolah rakyat.

Menko PMK menegaskan bahwa tujuan utama PKG bukan hanya mendeteksi penyakit, tetapi membentuk budaya hidup sehat sejak dini. Menurutnya, pemeriksaan rutin harus menjadi pengalaman menyenangkan bagi anak, bukan sesuatu yang menakutkan.

“Guru dan orang tua harus menyampaikan pentingnya pemeriksaan dengan bahasa yang ramah. Ini bukan momok, tapi bentuk cinta terhadap kesehatan mereka,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Selain kementerian dan lembaga terkait, guru, orang tua, tenaga kesehatan, dan masyarakat luas turut berperan menciptakan ekosistem pendukung mulai dari sanitasi dan air bersih, kebersihan kantin sekolah, hingga edukasi pola makan dan kebiasaan jajan sehat.

Dalam konteks era digital, Menko PMK juga menyoroti dampak penggunaan gawai yang semakin intens di kalangan anak-anak. Meski teknologi membawa kemudahan dan peluang belajar, sisi gelapnya pun mengintai: kurangnya aktivitas fisik, gangguan tidur, hingga masalah kesehatan mental.

“Teknologi itu pisau bermata dua. Bisa mempercepat kompetensi, tapi juga bisa memperbesar risiko stres dan depresi jika tak dikendalikan,” tegasnya.

Untuk itu, PKG Sekolah tak hanya mencakup pemeriksaan fisik, tetapi juga skrining awal kesehatan mental. Ini termasuk deteksi gejala kecemasan, stres, hingga potensi gangguan jiwa ringan yang dapat dipicu oleh tekanan sosial di dunia maya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang turut hadir dalam peluncuran, menyebut PKG sebagai salah satu program dengan cakupan terbesar dalam sejarah pemerintahan. Sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025, program ini telah menjangkau lebih dari 16,4 juta jiwa, dengan rerata 280 ribu orang diperiksa setiap harinya.

“Untuk PKG Sekolah, kami targetkan menyentuh 53,8 juta siswa di seluruh Indonesia. Ini mencakup lebih dari 282 ribu satuan pendidikan, termasuk madrasah dan sekolah di bawah Kementerian Sosial,” terang Menkes.

Menkes menyebut bahwa gangguan kesehatan yang umum ditemukan meliputi anemia, gangguan penglihatan, kesehatan gigi, TBC, hingga tekanan darah. Tahun ini, skrining ditambah dengan aspek kesehatan jiwa yang berkaitan dengan gaya hidup digital.

Baik Menko PMK maupun Menkes sepakat bahwa kunci keberhasilan program ini ada pada sinergi lintas sektor. Tak hanya pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah, sekolah, guru, tenaga kesehatan, serta masyarakat luas.

“Pemeriksaan ini baru langkah awal. Yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga anak-anak tetap sehat — fisik, mental, dan moral — agar potensi mereka bisa berkembang sepenuhnya,” kata Pratikno.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para pihak yang telah berkontribusi, mulai dari tenaga kesehatan di Puskesmas, Kemendikbudristek, Kemenag, Kemensos, hingga para relawan di daerah.

Dengan pendekatan preventif ini, pemerintah berharap dapat menekan angka anak yang jatuh sakit di usia sekolah, sekaligus menanamkan kebiasaan positif tentang pentingnya menjaga kesehatan. Program ini juga menjadi investasi jangka panjang dalam menciptakan Generasi Emas Indonesia 2045.

“Kami mohon dukungan semua pihak. Pemeriksaan kesehatan ini bukan program biasa. Ini adalah fondasi untuk membentuk manusia unggul Indonesia,” tutup Pratikno.  (Ali)