Dorong Ekspor dan Investasi, Indonesia Gelar Business Gathering di Washington D.C.

Obsessionnews.com — Upaya Indonesia untuk memperkuat diplomasi ekonomi di pasar global kembali mendapat momentum penting. Pada 15 Juli 2025 lalu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington D.C. menggelar pertemuan bisnis bertajuk “Unlocking Trade and Investment Opportunities with Indonesia” yang mempertemukan pelaku usaha Amerika Serikat (AS) dengan perwakilan dagang Indonesia.
Kegiatan ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan bagian dari strategi diplomasi ekonomi Indonesia untuk meningkatkan penetrasi produk nasional ke pasar Amerika, serta mengundang lebih banyak buyer untuk hadir di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang akan digelar 15—19 Oktober 2025 di ICE BSD, Banten.
“Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Kami ingin memastikan para pelaku usaha AS mendapatkan akses langsung untuk menjajaki peluang bisnis di Indonesia,” ujar Atase Perdagangan RI di Washington D.C., Ranitya Kusumadewi.
Sebagai pameran dagang terbesar di Indonesia, TEI tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga membuka peluang business matching, forum perdagangan, hingga eksplorasi langsung produk unggulan Indonesia. Ranitya menyebut sejumlah sektor potensial bagi pasar AS seperti makanan-minuman, tekstil, furnitur, manufaktur, hingga produk ekonomi digital.
Kegiatan ini dibuka oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Washington D.C., Ida Bagus Made Bimantara, yang menegaskan pentingnya memperkuat hubungan bilateral Indonesia-AS melalui jalur perdagangan dan investasi. “Kami ingin menjaga dialog yang berkelanjutan antara pelaku usaha dua negara dan mendorong terbentuknya jejaring bisnis baru yang saling menguntungkan,” katanya.
Acara ini juga melibatkan kerja sama dengan sejumlah lembaga strategis seperti Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) New York, Bank Indonesia New York, dan Asian American Chamber of Commerce (AACC).
Direktur IIPC New York, Tessal Maharizky Febrian, menyoroti bahwa Indonesia saat ini semakin menarik bagi investor global berkat reformasi regulasi dan berbagai insentif yang ditawarkan. “Peluang besar terbuka di sektor energi terbarukan, industri berorientasi ekspor, serta hilirisasi sumber daya alam,” ujarnya.
Senada, Wakil Kepala Perwakilan Bank Indonesia New York, Tisna Irawan, menekankan bahwa stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang kuat merupakan fondasi utama dalam menciptakan iklim usaha yang kompetitif. “Kami aktif mendampingi pelaku UMKM dan eksportir binaan agar mampu bersaing di pasar global seperti AS,” katanya.
Salah satu pengumuman penting dalam business gathering ini datang dari Presiden AACC, Cindy Shao, yang menyatakan rencana kunjungan dagang ke Indonesia bersamaan dengan pelaksanaan TEI 2025. Delegasi AACC dijadwalkan mengunjungi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Bali untuk menjajaki langsung peluang investasi di tingkat regional.
“Kami melihat Indonesia sebagai mitra ekonomi yang sangat potensial. Misi dagang ini menjadi peluang emas bagi anggota kami untuk menjalin kerja sama jangka panjang,” ujar Cindy.
Ranitya menyambut positif inisiatif ini dan menilai langkah tersebut sebagai strategi penting di tengah perubahan lanskap kebijakan ekonomi global. “Kolaborasi internasional menjadi kunci dalam memperluas akses pasar bagi produk Indonesia yang semakin mengedepankan kualitas dan keberlanjutan,” tambahnya.
Amerika Serikat saat ini merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia. Pada tahun 2024, nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 38,56 miliar, dengan ekspor Indonesia ke AS sebesar USD 26,54 miliar. Produk unggulan ekspor Indonesia ke AS antara lain alas kaki, furnitur, tekstil, karet, serta mesin dan perlengkapan elektronik.
Di sisi investasi, AS juga menjadi sumber penting modal asing langsung, terutama pada sektor energi, manufaktur, dan digital economy.
Dengan rangkaian kegiatan promosi seperti business gathering ini, pemerintah berharap hubungan dagang dan investasi Indonesia-AS semakin erat, adaptif terhadap dinamika global, dan saling menguntungkan kedua belah pihak. (Ali)





























