Pemerintah dan Perumnas Perkuat Kolaborasi Hadirkan Hunian Layak, Terjangkau, dan Terintegrasi di Tengah Kota

Pemerintah dan Perumnas Perkuat Kolaborasi Hadirkan Hunian Layak, Terjangkau, dan Terintegrasi di Tengah Kota
Hunian vertikal layak dan terjangkau dari Perumnas di kawasan perkotaan (Foto Dok. Corcomm Perumnas)

Obsessionnews.com —Komitmen pemerintah dalam menghadirkan hunian layak bagi masyarakat terus diperkuat melalui kolaborasi dengan BUMN sektor perumahan, Perum Perumnas. Salah satu fokus utama yang tengah dijalankan adalah pengembangan hunian vertikal bersubsidi di kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan kumuh melalui pembangunan rumah susun (rusun) yang terjangkau dan strategis.

Langkah ini dinilai strategis dalam menjawab tantangan tingginya angka backlog perumahan nasional, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta yang menghadapi keterbatasan lahan dan tekanan urbanisasi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya sekitar 56 persen penduduk DKI Jakarta yang memiliki rumah sendiri, sementara sisanya harus menyewa atau tinggal di hunian informal yang belum layak secara infrastruktur dan sanitasi.

Pengamat Tata Kota dan Infrastruktur, Yayat Supriatna, menyebutkan bahwa revitalisasi kawasan kumuh menjadi urgensi yang tidak dapat ditunda. Solusi paling masuk akal menurutnya adalah membangun rumah susun bersubsidi di pusat kota dengan kualitas infrastruktur yang baik, akses transportasi memadai, dan sistem sanitasi yang sehat.

“Rumah susun itu penting karena memberikan lingkungan yang lebih sehat, pencahayaan yang baik, sanitasi optimal, air bersih tersedia, serta kualitas bangunan yang memadai. Apalagi di kota besar seperti Jakarta, ini adalah solusi yang paling realistis dan efisien,”ujar Yayat dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (26/7/2025).

Yayat juga menekankan bahwa membangun rusun bukan semata soal membangun gedung bertingkat, melainkan menciptakan sistem permukiman yang terintegrasi dengan gaya hidup modern. Hal ini, menurutnya, harus menyasar kelompok usia produktif seperti generasi milenial dan Gen Z, yang lebih adaptif terhadap perubahan pola hunian.

“Generasi muda cenderung lebih fleksibel. Mereka bisa tinggal di rusun jika aksesnya baik, desainnya menarik, dan sistem pembiayaannya jelas. Karena itu, pemerintah perlu memprioritaskan kelompok ini sebagai sasaran utama,”tambahnya.

Dalam konteks ini, Perumnas sebagai BUMN pengembang hunian memiliki peran vital. Melalui proyek revitalisasi dan pengembangan hunian subsidi seperti di Klender dan Alonia Kemayoran, Perumnas menunjukkan bahwa hunian vertikal tidak harus mahal atau eksklusif. Sebaliknya, konsep hunian vertikal subsidi yang dibangun Perumnas dirancang untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang ingin tinggal di kawasan strategis tanpa harus mengorbankan kualitas hidup.

Plt. Direktur Utama Perumnas, Tambok Setyawati, menyatakan bahwa pihaknya terus bergerak adaptif dalam mengembangkan konsep hunian yang sesuai dengan arah kebijakan nasional serta kebutuhan generasi urban saat ini.

“Kami ingin menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat yang kesulitan memiliki rumah di pusat kota. Melalui hunian vertikal subsidi yang terjangkau, modern, dan terintegrasi, Perumnas berharap bisa mendorong transformasi kehidupan masyarakat urban menjadi lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan,”ujar Tambok.

Ia menjelaskan bahwa program revitalisasi tidak hanya berorientasi pada pembaruan fisik gedung semata, tetapi juga menciptakan ekosistem permukiman yang manusiawi. Dengan mengintegrasikan hunian dengan transportasi umum seperti KRL dan TransJakarta, Perumnas membangun konektivitas yang memungkinkan mobilitas warga menjadi lebih efisien.

“Kami sudah bekerja sama dengan PPKK Kemayoran untuk mengembangkan kawasan Alonia Kemayoran sebagai pilot project hunian vertikal subsidi terintegrasi. Ini akan menjadi model yang akan direplikasi di kota-kota besar lain,”tambah Tambok.

Komitmen pemerintah pun tak kalah kuat. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, menyampaikan bahwa pemerintah mendorong skema kolaboratif antara pusat, daerah, dan BUMN seperti Perumnas untuk mempercepat realisasi hunian layak dan terjangkau.

“Revitalisasi rumah susun ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam menjawab kebutuhan dasar rakyat. Pemerintah siap mendukung penuh, baik dalam hal regulasi, pendanaan, maupun fasilitasi lahan,”ujar Maruarar dalam beberapa kesempatan.

Pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai skema pembiayaan untuk mendukung pembelian rumah susun bersubsidi. Salah satunya adalah pemanfaatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) dan optimalisasi pembiayaan dari lembaga keuangan khusus seperti Danantara. Langkah ini diharapkan mampu memperluas akses masyarakat terhadap hunian terjangkau tanpa membebani anggaran pribadi yang besar.

“Dengan bantuan KUR perumahan, masyarakat bisa mencicil rumah susun dengan biaya yang lebih ringan. Ini sangat membantu, apalagi bagi pekerja informal yang tidak memiliki akses ke KPR konvensional,”terang Yayat.

Upaya ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki anggaran cukup besar untuk program bantuan sosial. Yayat menyarankan agar sebagian anggaran tersebut dapat dialihkan untuk membiayai relokasi warga ke rusun baru yang lebih sehat dan tertata.

Di sisi lain, Yayat menyampaikan pentingnya peningkatan daya tarik desain rusun agar mampu menjawab kebutuhan gaya hidup generasi muda. Menurutnya, desain yang menarik, fasilitas bersama yang memadai, serta lingkungan yang nyaman akan menjadikan rumah susun sebagai pilihan utama, bukan pilihan terakhir.

“Sudah saatnya rusun tidak hanya dipandang sebagai tempat tinggal darurat, tetapi sebagai bagian dari gaya hidup urban yang modern. Desain interior, ruang terbuka hijau, dan fasilitas komunitas harus jadi perhatian,”tegasnya.

Perumnas pun terus melakukan inovasi dalam pengembangan produk. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah mengintegrasikan strategi pemasaran digital, seperti live sale properti via media sosial, membuka flagship store informasi hunian, serta menyasar segmen mahasiswa melalui literasi properti sejak dini. Langkah ini menunjukkan bahwa Perumnas tidak hanya menjual rumah, tetapi juga membangun budaya memiliki hunian yang sehat dan terjangkau.

Dengan visi jangka panjang menjadi pelaksana utama program strategis nasional di sektor perumahan, Perumnas kini mengambil peran sebagai lokomotif transformasi permukiman urban. Sinergi lintas sektor pun semakin dikuatkan demi mencapai target ambisius: menjadikan kota-kota di Indonesia sebagai tempat tinggal yang layak, sehat, dan berdaya saing global.

“Kami percaya bahwa hunian bukan sekadar bangunan, melainkan ruang kehidupan. Dan kami ingin memastikan bahwa setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk tinggal di ruang kehidupan yang layak, sehat, dan terhubung dengan peluang,”tutup Tambok dengan optimis. (Ali)