Dorong Jakarta Jadi Kota Ramah Lingkungan, Kelompencapir Berkolaborasi Jakpro Gagas Pembiayaan Infrastruktur Hijau Lewat Green Sukuk

Obsessionnews.com – JakGreen bukan sekadar konsep, tapi komitmen. Komitmen untuk membangun Jakarta yang bersih, sehat, modern, dan tangguh menghadapi tantangan iklim masa depan. Melihat komitmen tersebut, komunitas KELOMPENCAPIR (Kelompok Notaris Pembaca, Pendengar dan Pemikir) menggandeng PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro untuk menggelar Focus Group Discussion (FGD) ke-66 yang bertema “Mewujudkan Jakarta Ramah Lingkungan: Menggali Potensi Green Sukuk dalam Pembiayaan Infrastruktur” yang di selenggarakan pada Selasa (15/7/2025).
FGD yang dipandu oleh Dr. Dewi Tenty, SH, MH ini, dihadiri antara lain Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta, Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin dan Koordinator Stafsus Gubernur, Prof. Dr. Ir. Firdaus Ali. Sebuah diskusi yang menggagas Potensi pembiayaan Green Sukuk Dalam Mendanai Pembangunan Daerah.
Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk membahas potensi Green Sukuk sebagai skema alternatif pembiayaan pembangunan daerah, terutama proyek infrastruktur hijau seperti LRT Jakarta. Diskusi menghadirkan perwakilan kementerian/lembaga, Pemprov DKI Jakarta, DPRD, investor, regulator keuangan, hingga akademisi dan praktisi hukum.
Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin, menegaskan bahwa pembangunan Jakarta yang berkelanjutan membutuhkan pendekatan inovatif dalam hal pembiayaan. Dalam FGD ini, Jakpro memperkenalkan inisiatif bertajuk JakGreen, sebuah platform untuk mengintegrasikan proyek rendah karbon, teknologi hijau, dan skema pembiayaan berkelanjutan.
“Kami memperkenalkan JakGreen sebagai langkah konkret mendukung Jakarta yang lebih hijau. Salah satu fokus utama adalah mendorong potensi pembiayaan Green Sukuk bagi proyek strategis seperti LRT Jakarta,” ujarnya.
Green Sukuk sendiri merupakan sukuk (obligasi syariah) yang ditujukan untuk membiayai proyek-proyek berwawasan lingkungan seperti energi terbarukan, transportasi rendah emisi, konservasi air, dan pengelolaan sampah berkelanjutan.
Iwan juga mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta dalam membentuk Tim Nilai Ekonomi Karbon, sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi dan mitigasi perubahan iklim.
“Jakarta membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan inovasi pembiayaan. Dengan estimasi nilai investasi hijau mencapai Rp14,3 triliun, Green Sukuk berpotensi menjadi game-changer dalam transformasi kota ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Dewi Tenty, SH, MH yang juga sebagai moderator sesi pertama menyampaikan bahwa kolaborasi dengan Jakpro ini adalah yang ke-2 kalinya setelah sebelumnya dilakukan secara online melalui zoom dengan tema peran profesi pendukung dalam penerbitan sukuk daerah pada bulan juli 2024.
“Pemda bisa ikut menerbitakan Green Sukuk untuk membiayaiproyek hijau dengan prinsip syariah, dengan Green Sukuk ini maka bisa akan membuka akses pendanaan yang lebih luas,” ungkap Dewi Tenty.
Diskusi lintas sektor ini berlangsung dalam dua sesi utama, menghadirkan narasumber dari kementerian dan lembaga seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM, Dewan Syariah Nasional, dan DPRD DKI Jakarta. Para narasumber mendukung upaya Pemprov DKI Jakarta untuk menjadi pionir dalam penerbitan Sukuk Daerah, sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah (HKPD). Diharapkan upaya ini dapat diikuti oleh pemprov lainnya.
Diskusi ini menghasilkan sejumlah rekomendasi penting yang akan menjadi pondasi dalam penyusunan peta jalan Green Sukuk Daerah, antara lain kajian kelayakan proyek hijau yang dapat didanai, model pembiayaan syariah yang ramah investor, strategi menarik mitra investasi lokal dan global, dan pembentukan tim lintas sektor yang akan mengawal proses secara konsisten.
Forum ini juga menegaskan bahwa kesiapan regulasi turunan, kapabilitas kelembagaan, dan transparansi informasi menjadi kunci untuk mendorong partisipasi pasar dan masyarakat dalam mendukung proyek hijau berbasis sukuk.
FGD ini menjadi penanda bahwa langkah transformasi Jakarta menuju kota ramah lingkungan, tangguh, dan inklusif tengah memasuki fase strategis. Dengan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta inovasi dari BUMD seperti Jakpro, potensi pembiayaan hijau berbasis syariah seperti Green Sukuk akan menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan. (Ali)