Mendag Menghadiri Perayaan 5 Tahun Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)

Mendag Menghadiri Perayaan 5 Tahun Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)
Mendag Budi Santoso hadiri perayaan 5 tahun Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) pada Kamis (04/07/2025) (Foto Dok. Humas Kemendag RI)

Obsessionnews.com -– Indonesia dan Australia kembali menegaskan komitmen mereka dalam memperkuat kemitraan ekonomi bilateral melalui perayaan lima tahun implementasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA). Dalam acara yang digelar di Jakarta pada Kamis (04/07/2025), Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan pentingnya optimalisasi perjanjian dagang strategis ini sebagai langkah konkret menghadapi tantangan dan dinamika global.

“IA-CEPA bukan hanya tentang pembebasan tarif, tapi tentang membangun fondasi kerja sama ekonomi yang lebih dalam, strategis, dan luas. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa perjanjian ini terus memberi manfaat maksimal bagi kedua negara,” ujar Mendag Busan dalam sambutannya.

Turut hadir dalam perayaan ini adalah Duta Besar Indonesia untuk Australia Siswo Pramono, Duta Besar Australia untuk Indonesia Rod Brazier, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Multilateral Mari Elka Pangestu, serta perwakilan dunia usaha dan akademisi.

Sejak diberlakukan pada 5 Juli 2020, IA-CEPA telah menunjukkan hasil nyata. Nilai perdagangan bilateral mencetak rekor tertinggi pada 2024 dengan total USD 15,4 miliar. Ekspor Indonesia ke Australia meningkat sebesar 14,46 persen, sementara impor tumbuh 17,42 persen dalam lima tahun terakhir. Tak hanya itu, sektor jasa dan investasi juga menunjukkan tren positif: ekspor jasa Indonesia naik 19,18 persen selama periode 2019–2023, sementara investasi Australia masuk ke sektor-sektor prioritas seperti pertambangan, energi terbarukan, pendidikan, dan perhotelan.

"Perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif IA-CEPA ini telah memberikan kerangka kerja sama yang lebih strategis, lebih dalam, dan lebih luas dari sekadar liberalisasi tarif. Sejak berlakunya IA-CEPA pada 5 Juli 2020, terjadi perkembangan yang signifikan dalam perdagangan, investasi dan kerja sama ekonomi kedua negara," ungkap Mendag Busan.

Menanggapi dinamika global yang terus berubah, Indonesia dan Australia sepakat melakukan review terhadap perjanjian IA-CEPA untuk memastikan perjanjian ini tetap relevan dan memberikan nilai tambah. Reviu ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari dunia usaha hingga akademisi, guna menjaga keseimbangan manfaat bagi kedua negara.

Mendag Busan mengapresiasi inisiatif Kedutaan Besar Australia yang menyelenggarakan peringatan ini. “Perayaan ini diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat komitmen Indonesia dan Australia ke depannya, menggali lebih banyak peluang kerja sama, dan memperdalam persahabatan antara Indonesia dan Australia.,” ujarnya.

Duta Besar Rod Brazier juga menekankan bahwa IA-CEPA adalah simbol kepercayaan dan kemitraan strategis jangka panjang. “Hanya dalam lima tahun, kita telah melipatgandakan perdagangan dua arah. Ini menandai awal dari perjalanan yang lebih besar ke depan,” katanya.

Dalam rangkaian acara, turut digelar diskusi panel bertajuk Indonesia-Australia CEPA: Five Years of Free Trade Economic Resilience, menghadirkan tokoh kunci seperti Jennifer Westacott dan Mari Elka Pangestu. Diskusi ini mengeksplorasi bagaimana IA-CEPA dapat memperkuat daya tahan ekonomi dan kerja sama lintas sektor antara kedua negara.

Data terbaru menunjukkan bahwa pada periode Januari–Mei 2025, total perdagangan kedua negara mencapai USD 5,15 miliar. Produk ekspor unggulan Indonesia ke Australia meliputi minyak bumi, proyektor, alat berat, dan kayu. Sementara itu, impor dari Australia didominasi oleh komoditas seperti batu bara, gandum, bijih besi, dan gula tebu.  (Ali)