Menko PMK: Literasi Digital dan AI Jadi Bekal Wajib di Era Disrupsi

Obsessionnews.com– Kemajuan teknologi yang begitu cepat dan derasnya arus informasi membuat literasi digital serta pemahaman terhadap kecerdasan artifisial (AI) menjadi keterampilan dasar yang wajib dimiliki oleh masyarakat modern. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, saat menjadi narasumber dalam diskusi Gala Literasi Nusantara yang merupakan bagian dari rangkaian HUT ke-60 Harian Kompas, pada Senin (30/6/2025), di Studio 1 Kompas TV, Jakarta.
Di tengah gempuran konten digital dan potensi manipulasi informasi, Pratikno mengingatkan pentingnya menanamkan daya kritis sejak usia dini. Ia menekankan bahwa kemampuan untuk cek dan ricek menjadi pondasi utama dalam menghadapi era disrupsi informasi.
“Kita harus mendidik masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tidak sekadar menyerap informasi, tapi juga mampu memverifikasi dan menganalisisnya. Literasi digital dan AI bukan lagi pilihan, tapi kebutuhan,” tegasnya.
Pratikno menyampaikan bahwa Kemenko PMK telah berkoordinasi dengan berbagai kementerian teknis di bidang pendidikan untuk memastikan literasi digital masuk dalam kurikulum formal maupun non-formal. Tujuannya bukan hanya mencetak generasi melek teknologi, tapi juga berkualitas dalam berpikir dan bertindak secara digital.
“Literasi bukan hanya soal baca dan tulis, tetapi mencakup kemampuan memahami, memilah, dan memanfaatkan informasi secara bertanggung jawab. Dalam konteks AI, ini mencakup bagaimana masyarakat memahami cara kerja algoritma dan pengaruhnya terhadap keputusan sehari-hari,” jelasnya.
Dalam diskusi tersebut, Menko PMK juga menyoroti bahwa AI seharusnya tidak sekadar menjadi alat konsumsi, tetapi alat produktivitas. Menurutnya, pemanfaatan AI yang bijak dapat mendorong masyarakat lebih efisien dan kreatif, terutama dalam sektor pendidikan, ekonomi kreatif, dan pelayanan publik.
“Kita tidak hanya ingin menjadi konsumen AI. Kita ingin menjadi bangsa yang mandiri, bahkan mampu menjadi produsen data dan teknologi. Inilah yang kami maksud dengan kedaulatan digital,” ujarnya.
Pratikno juga mengenalkan strategi edukasi digital yang dikenal dengan pendekatan “AI for All, AI for Many, dan AI for Few” artinya edukasi digital harus bersifat inklusif sekaligus mendalam sesuai peran dan kapasitas masing-masing.
Di akhir sesi, Pratikno juga mengapresiasi Harian Kompas sebagai media yang telah menjadi rujukan informasi terpercaya selama enam dekade. Ia berharap peran media arus utama seperti Kompas tetap menjadi jangkar di tengah pusaran informasi tak terbendung.
“Kompas tetap menjadi ‘kompas’ bagi masyarakat dalam mencari arah dan kebenaran. Semoga tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga integritas informasi di negeri ini,” tutupnya. (Ali)