Dari Telo ke Durian: Transformasi BPJS Kesehatan ala Prof. Ghufron

Dari Telo ke Durian: Transformasi BPJS Kesehatan ala Prof. Ghufron
Transformasi BPJS Kesehatan ala Prof. Ghufron (Foto Dok. Istimewa OMG)

Obsessionnews.comDalam perbincangan santai namun sarat makna, Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof. Ali Ghufron Mukti mengungkap transformasi besar yang dilakukan BPJS Kesehatan dalam satu dekade terakhir. Dari sekadar program sosial menjadi institusi jaminan kesehatan yang diakui dunia. 

“Dulu BPJS rasanya kayak telo—bikin gelo. Sekarang, BPJS rasa durian—berkelas, kuat, dan menggoda.”Kalimat itu meluncur ringan dari mulut Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Direktur Utama BPJS Kesehatan. Di balik metafora lucu itu, tersembunyi kerja besar penuh dedikasi dan strategi tingkat tinggi yang dilakukan bersama timnya dalam mentransformasi kinerja BPJS Kesehatan.

Di bawah kepemimpinannya, BPJS Kesehatan mencetak rekor dunia: Universal Health Coverage (UHC) Indonesia tercapai dalam kurang dari 10 tahun, jauh lebih cepat dibanding Jerman (127 tahun) dan Jepang (36 tahun). Saat ini, lebih dari 98% penduduk Indonesia terdaftar sebagai peserta JKN.

"Bahkan negara adikuasa seperti Amerika belum mampu mencapainya," ucap Prof. Ghufron, bangga tapi tetap rendah hati.

Tak hanya lewat kebijakan dan sistem, Prof. Ghufron memilih jalur yang tak biasa: musik. Ia menciptakan lagu-lagu edukatif—dari “BPJS Rasa Telo”hingga “BPJS Rasa Durian”—untuk menyosialisasikan layanan BPJS secara ringan namun bermakna.

“Jadi direktur utama BPJS Kesehatan tak membuat saya harus kaku. Musik saya pakai sebagai bahasa rakyat,” tuturnya.

Lagu-lagu ciptaannya telah ditonton hingga ratusan ribu kali di platform digital, dan jadi materi pembuka dalam banyak seminar. Ini cara baru menyampaikan narasi besar jaminan sosial secara emosional dan membumi.

Transformasi nyata juga hadir dalam sistem pelayanan. BPJS Kesehatan kini tak lagi identik dengan antrean panjang dan prosedur ribet. Lewat aplikasi Mobile JKN, cukup pakai KTP untuk berobat. Ada fitur JAPRI (Jawab Pertanyaan JKN), skrining mandiri penyakit, dan integrasi data berbasis kecerdasan buatan.

"Teknologi kita pakai untuk mengurangi biaya, mempercepat layanan, dan memberdayakan masyarakat," jelasnya.

BPJS Kesehatan kini jadi studi kasus internasional. Prof. Ghufron rutin diundang ke forum-forum prestisius seperti Harvard, Oxford, dan Bank Dunia. Banyak negara ingin tahu, bagaimana sistem jaminan sosial di negara berkembang seperti Indonesia bisa sedemikian inklusif dan efisien.

“Kami pernah dapat standing ovation dari Presiden ISA di Turki. Saya kirimkan lagu-lagu ciptaan saya—dan mereka memutarnya,” kenangnya sambil tertawa.

Di luar kesibukan sebagai pemimpin lembaga pelayanan publik raksasa, Prof. Ghufron tetap aktif bermusik, memasak, hingga berolahraga. Ia ingin dikenang bukan sebagai pejabat, tapi akademisi jujur yang hidupnya bermanfaat bagi orang banyak.

Transformasi BPJS Kesehatan adalah kisah tentang visi, keberanian, dan kreativitas. Tentang bagaimana lembaga yang dulu dicemooh, kini jadi contoh dunia. Dan di balik semua itu, ada sosok pemimpin yang mengubah "gelo" jadi "bangga", dengan hati, strategi, dan lagu.

BPJS Kesehatan bukan hanya soal layanan kesehatan, tapi tentang keadilan sosial dan inovasi nasional. Dari sistem yang dulu “bikin gelo”, kini berubah menjadi sistem jaminan yang “keren, digital, dan inklusif.” (Ali)