Zinit Resmi Masuk Pasar Indonesia, Investasi Rp30 Miliar untuk Dorong Digitalisasi Pengadaan

Zinit Resmi Masuk Pasar Indonesia, Investasi Rp30 Miliar untuk Dorong Digitalisasi Pengadaan
Dok Istimewa

Jakarta — Startup global penyedia layanan pengadaan berbasis AI, Zinit, resmi membuka kantor pertamanya di Jakarta dengan investasi sebesar Rp30 miliar. Perusahaan asal Eropa Timur ini membidik pasar pengadaan tidak langsung di Indonesia yang diperkirakan bernilai hingga Rp3 kuadriliun selama beberapa tahun ke depan.

 

Zinit menawarkan platform Software as a Service (SaaS) yang menyederhanakan proses pengadaan melalui otomatisasi berbasis kecerdasan buatan. Perusahaan menyasar segmen pengadaan tidak langsung yang mencakup hingga 30% dari pengeluaran bisnis swasta, namun selama ini masih bergantung pada proses manual dan hubungan informal dengan pemasok.

 

“Indonesia adalah pasar yang sangat strategis dengan pertumbuhan digital yang pesat dan kebijakan anti-korupsi yang progresif. Zinit hadir dengan layanan cloud yang sepenuhnya lokal dan mendukung kekuatan pemasok dalam negeri,” ujar Andrey Chernogorov, Co-Founder Zinit, dalam keterangan resminya, Selasa (17/6).

 

Platform Zinit memungkinkan proses tender terbuka, menawarkan pencocokan pemasok otomatis dengan teknologi AI, serta dilengkapi sistem terjemahan real-time dan antarmuka berbahasa Indonesia. Layanan ini diklaim dapat mengurangi pengeluaran tidak langsung hingga 30% dan membuka akses pasar yang lebih luas bagi pemasok lokal.

 

Sejak uji coba pertamanya, lebih dari 40 perusahaan di Indonesia telah memanfaatkan layanan Zinit. Beberapa di antaranya adalah Ucoal Sumberdaya, Kayan Hydropower Nusantara, Amcor, Propan, Bobobox, dan Wipro Unza Indonesia. Dalam waktu beberapa bulan, tercatat lebih dari 50 tender telah dimulai melalui platform ini.

 

“Kami sudah mengajukan lebih dari 25 tender lewat Zinit. Dalam waktu satu minggu, kami mendapat penawaran dari berbagai pemasok untuk lebih dari 2.000 item. Ini sangat efisien dan mendukung operasional kami,” kata Khairi Rahman, SCM & Procurement Manager di Ucoal Sumberdaya.

 

Zinit melihat Indonesia sebagai pintu masuk strategis ke Asia Tenggara, berbekal pengalaman sebelumnya membangun platform B2B skala besar di kawasan Eropa Timur dengan transaksi lebih dari Rp320 triliun dan jaringan lebih dari 150 ribu pemasok.

 

Dengan sistem penetapan harga berbasis hasil, perusahaan pengguna Zinit hanya dikenakan biaya saat pengadaan berhasil dilakukan. Strategi ini dinilai mampu mendorong lebih banyak perusahaan untuk beralih ke sistem pengadaan yang transparan dan efisien.

 

Zinit berkomitmen membangun tim lokal di Indonesia sebagai bagian dari upaya jangka panjangnya di pasar dalam negeri yang dinilai dinamis dan kompetitif. (AngieON)