Menko PMK Pratikno: Bonus Demografi Harus Dimanfaatkan untuk Green Economy dan Hadapi Disrupsi

Obsessionnews.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan pentingnya strategi nasional dalam memanfaatkan momentum bonus demografi untuk mendorong transisi menuju green economy dan menghadapi tantangan disrupsi teknologi. Hal ini disampaikan saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat I Angkatan LXIII Tahun 2025 yang digelar Lembaga Administrasi Negara (LAN RI), pada Selasa (10/6/2025).
Dalam paparannya, Menko Pratikno menyebut bahwa Indonesia memiliki modalitas kuat untuk menjadi pemimpin ekonomi hijau di kawasan. Mulai dari potensi energi terbarukan—seperti matahari, angin, geotermal, dan ombak laut—hingga kekayaan hayati di laut dan darat, serta hasil bioenergi seperti kelapa sawit.
“Kuncinya adalah 'making the best of' —memanfaatkan sebaik-baiknya potensi yang kita miliki,” ujar Pratikno.
Menurut Menko PMK, ekonomi hijau tidak cukup dibangun melalui kebijakan top-down saja, tetapi harus tumbuh sebagai gerakan sosial yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Ia mengusulkan pendekatan berbasis budaya dan komunitas, seperti memperkuat tradisi cinta lingkungan di sekolah, melibatkan tokoh agama dan budaya, serta memanfaatkan hobi anak muda seperti olahraga dan musik sebagai medium kampanye keberlanjutan.
“Green economy bisa dibentuk lewat gerakan. Lewat budaya sekolah, pesantren, komunitas hobi, dan aktivitas publik,” tegasnya.
Dalam konteks bonus demografi, Menko Pratikno mengingatkan bahwa ledakan jumlah usia produktif harus dibarengi dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif terhadap disrupsi.
Ia menyampaikan bahwa masa depan dunia kerja bukan hanya membutuhkan keahlian teknis, tapi juga future skills dan future knowledge yang lebih dinamis dan multidisiplin.
“Keterampilan paling fundamental ke depan adalah menjadi agile learner—pembelajar yang lincah, cepat beradaptasi, dan terus berkembang,” kata Pratikno.
Menutup sesinya, Menko PMK menyampaikan pesan reflektif kepada para peserta pelatihan. Ia menegaskan bahwa birokrasi masa depan membutuhkan figur pemimpin yang tidak hanya pintar secara individu, tapi juga mampu membenahi sistem secara menyeluruh.
“Birokrat ke depan bukan hanya dituntut meningkatkan kapasitas, tetapi juga membenahi sistem birokrasi. Jangan jadi birokrat hebat yang berlari dalam kandang hamster. Lari cepat, berkeringat, tapi hanya berputar-putar. Kita butuh sistem birokrasi yang efisien, lincah, dan berdampak,” pungkasnya. (Ali)