UMKM Perempuan dan Disabilitas Hadapi Tantangan Berlapis, SheAblepreneur Hadirkan Solusi Inklusif

UMKM Perempuan dan Disabilitas Hadapi Tantangan Berlapis, SheAblepreneur Hadirkan Solusi Inklusif
Sesi diskusi peluncuran “SheAblepreneur” bertema Kolaborasi untuk Perempuan dan Disabilitas Penggerak Perubahan. (Foto: Istimewa)

Obsessionnews.com - Di balik geliat pertumbuhan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, tersimpan tantangan besar yang masih membayangi kelompok rentan, khususnya perempuan dan penyandang disabilitas. Mulai dari beban ganda, stigma sosial, hingga minimnya akses terhadap pelatihan dan jaringan, menjadi penghalang utama bagi mereka untuk berkembang sebagai pelaku usaha mandiri.

Menjawab isu tersebut, Alunjiva Indonesia bersama Komnas Disabilitas RI dan Unilever Indonesia menghadirkan program SheAblepreneur, yaitu sebuah inisiatif pelatihan dan mentoring bisnis yang dirancang inklusif untuk perempuan dan individu disabilitas.

Menurut Founder Alunjiva Indonesia, Nicky Clara, budaya patriarki yang masih kuat membuat perempuan pelaku UMKM seringkali menghadapi beban ganda. “Di satu sisi, mereka menjalankan peran domestik sebagai pengurus rumah tangga. Di sisi lain, ketika mencoba aktif berwirausaha, masih ada stigma bahwa perempuan tidak layak atau tidak mampu memimpin bisnis,” ujarnya, dalam acara kick off SheAblepreneur, Rabu (4/6/2025) di Jakarta.


Masalah lain adalah keterbatasan akses terhadap mentoring dan jaringan usaha. Studi yang dirujuk Nicky mengungkap bahwa 73% pelaku UMKM perempuan belum pernah mendapat pendampingan bisnis. Minimnya informasi, pengalaman, dan ruang untuk berbagi menjadi kendala serius dalam mengembangkan usaha mereka secara berkelanjutan.

Kondisi menjadi lebih kompleks bagi perempuan dengan disabilitas. Jonna Aman Damanik, Komisioner Komnas Disabilitas RI, menekankan adanya diskriminasi berlapis. “Selain karena gender, mereka juga menghadapi keterbatasan akibat kondisi disabilitasnya. Akses terhadap pelatihan bisnis inklusif dan kehadiran role model dari kalangan disabilitas sendiri masih sangat langka,” tutur Jonna.

Melalui SheAblepreneur, Alunjiva Indonesia merancang pelatihan dan mentoring intensif bagi 75 pelaku UMKM perempuan dan individu disabilitas yang dilaksanakan di tiga kota: Tangerang, Bandung, dan Yogyakarta, selama periode Juni–September 2025. Peserta terdiri dari dua kelompok: 15 perempuan (disabilitas/non-disabilitas) yang ingin mengembangkan bisnis UMKM mereka (scaling up);10 perempuan disabilitas yang baru memulai eksplorasi di dunia wirausaha

Modul pelatihan disusun adaptif, mencakup Business Model Canvas, literasi keuangan dan digital, pengelolaan media sosial, hingga pengenalan pemanfaatan AI dalam bisnis. Tak hanya itu, program ini juga membuka akses magang serta jejaring usaha, sebagai upaya mendorong keterlibatan aktif perempuan dan disabilitas dalam ekosistem UMKM nasional.

Dukungan lintas sektor menjadi kekuatan program ini. Unilever Indonesia, melalui Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board, menyampaikan komitmennya dalam menciptakan kesempatan setara. “Kami percaya bahwa keadilan gender dan inklusi disabilitas harus berjalan beriringan. Program ini adalah salah satu bentuk nyata untuk membuka jalan lebih luas bagi mereka yang selama ini terpinggirkan,” jelas Kristy Nelwan, Head of Communication Unilever Indonesia.

Sementara itu, Kementerian UMKM RI juga menyatakan dukungan terhadap SheAblepreneur sebagai bagian dari upaya meningkatkan rasio kewirausahaan nasional menjadi 8% pada 2045. “Kolaborasi seperti inilah yang bisa mempercepat pertumbuhan UMKM secara inklusif dan berkelanjutan,” ujar Christina Agustin, Asisten Deputi Ekosistem Bisnis Wirausaha.

SheAblepreneur hadir bukan hanya sebagai program pelatihan, melainkan sebagai gerakan untuk menciptakan ekosistem usaha yang lebih adil, setara, dan ramah terhadap kelompok yang selama ini terpinggirkan. “Keadilan sosial bukan sekadar wacana. Harus diwujudkan lewat aksi nyata, seperti membuka akses dan memberikan ruang yang setara bagi semua,” tutup Nicky Clara.(Arfi)