Dorong Harmonisasi Kebijakan dan Penguatan Ekosistem, Menko PMK Pimpin Temu Perdana Gugus Tugas Talenta AI

Dorong Harmonisasi Kebijakan dan Penguatan Ekosistem, Menko PMK Pimpin Temu Perdana Gugus Tugas Talenta AI
Menko PMK Pimpin Temu Perdana Gugus Tugas Talenta AI di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, pada Senin (2/6/2025). (Foto

Obsessionnews.com -  Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Pratikno memimpin rapat perdana Gugus Tugas Pembangunan Talenta Kecerdasan Buatan Nasional di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, pada Senin (2/6). Pertemuan ini menjadi langkah strategis awal dalam membentuk arah kebijakan dan membangun ekosistem pengembangan talenta AI yang inklusif, adaptif, dan sesuai dengan karakter bangsa.

Dalam forum yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari kementerian, akademisi, komunitas teknologi, hingga organisasi masyarakat sipil, Menko Pratikno menyampaikan urgensi pembentukan gugus tugas ini sebagai respons terhadap laju perkembangan teknologi AI yang begitu cepat dan multidimensi. Terutama dalam kaitannya dengan sektor-sektor di bawah koordinasi Kemenko PMK seperti pendidikan, kebudayaan, kesehatan, keluarga, dan keagamaan.

“Saya gelisah karena perkembangan AI ini sangat cepat, dan banyak mendisrupsi isu-isu strategis yang menjadi fokus kami di Kemenko PMK. Karena itu, kita butuh orkestrasi bersama agar kita tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga mampu menciptakan dan mengarahkan AI sesuai nilai-nilai kita,” ujar Menko Pratikno.

Dalam paparannya, Menko PMK memperkenalkan tiga pendekatan yang bisa menjadi fondasi desain edukasi AI di Indonesia yakni For All adalah Pendidikan dasar untuk seluruh masyarakat agar memiliki literasi etika dan berpikir kritis dalam berinteraksi dengan AI. Kedua, For Many adalah Upskilling untuk kalangan yang potensial menjadi pengembang atau pengguna lanjutan teknologi AI. Dan yang ketiga, For Few adalah Penguatan talenta elite yang mampu menciptakan dan mengembangkan teknologi AI berbasis nilai-nilai lokal serta mendorong kedaulatan digital nasional.

Kesemua pendekatan tersebut Pratikno simpulkan dari serangkaian dialog dengan para pakar, pendidik, psikolog, hingga praktisi keamanan siber, termasuk dari pengalamannya saat melakukan kunjungan kerja ke Jepang.

“Di Jepang, pendidikan AI dirancang sangat bertahap dan diawali dari usia dini dengan fondasi etika dan berpikir komputasional. AI baru masuk kurikulum di jenjang SMA dengan sistem piloting. Ini bisa jadi refleksi penting untuk kita,” kata Menko Pratikno.

Gugus Tugas Pembangunan Talenta Kecerdasan Buatan Nasional diharapkan tidak hanya menjadi forum kebijakan, tetapi juga motor penggerak gerakan masyarakat yang partisipatif. Menko PMK menegaskan tiga mandat utama Gugus Tugas ini, yaitu mengorkestrasi kebijakan edukasi AI lintas kementerian/lembaga di bawah koordinasi Kemenko PMK. Lalu mendorong partisipasi bermakna dari ekosistem AI – termasuk akademisi, komunitas teknologi, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Dan terakhir mewujudkan dampak nyata dan berkelanjutan (impactful legacy) dalam pembangunan talenta AI nasional.

Sebagai langkah awal konkret, Menko Pratikno mengumumkan peluncuran serial buku “Bijak Cerdas Ber-AI” yang akan menjadi bahan edukasi publik seputar pemanfaatan AI secara etis dan bertanggung jawab. Peluncuran buku ini diharapkan menjadi pemantik gerakan nasional literasi AI.

“Saya mengajak kita semua menjadikan ini sebagai gerakan bersama. Ini bukan hanya kerja teknokratis, tapi kerja kebudayaan, kerja masa depan,” tegasnya.

Pertemuan perdana ini dihadiri oleh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenko PMK, perwakilan kementerian/lembaga terkait, akademisi dari berbagai perguruan tinggi, praktisi teknologi, dan pegiat komunitas AI. Diskusi berlangsung aktif dan konstruktif dengan semangat kolaboratif untuk menjawab tantangan besar di era kecerdasan buatan.

Dengan semangat gotong royong dan keberpihakan pada manusia, Menko PMK menegaskan komitmennya untuk menata pembangunan talenta AI yang humanis, inklusif, dan visioner.  (Ali)