Jemaah Bulukumba Sempat Tersesat di Madinah, Tim Kloter Berhasil Temukan Setelah 9 Jam Pencarian

Jemaah Bulukumba Sempat Tersesat di Madinah, Tim Kloter Berhasil Temukan Setelah 9 Jam Pencarian
dok MCH Embarkasi Makassar

Obsessionnews.com – Seorang jemaah haji asal Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang tergabung dalam Kloter 14 Ujung Pandang (UPG), dilaporkan tersesat di sekitar kawasan Masjid Nabawi, Madinah, pada Selasa (6/5/2025) dini hari. Ia berhasil ditemukan dalam keadaan selamat dan kini telah kembali ke hotel bersama rombongannya.

 

Insiden terjadi setelah jemaah, atas nama P. Tamma, mengikuti salat Subuh pertamanya di Masjid Nabawi usai kloter tiba di Hotel Fairos Golden, Madinah, sekitar pukul 01.00 dini hari waktu Arab Saudi. Saat kembali dari masjid, yang berjarak sekitar 1,5 km dari hotel, jemaah kehilangan arah dan terus berjalan tanpa tujuan jelas.

 

“Kami sudah memberikan arahan rute dari hotel ke masjid, tapi karena ini pengalaman pertama, beberapa jemaah kebingungan. Salah satunya beliau,” ujar Ketua Kloter 14 UPG, Ardiansyah.

 

Tim kloter menerima laporan dari seorang petugas yang sempat menemukan jemaah itu dalam kondisi kebingungan pada pukul 05.30 WAS. Namun, proses evakuasi terkendala karena jemaah terus berpindah lokasi. Petugas pun kehilangan jejak.

 

Upaya pencarian dilakukan oleh ketua kloter bersama pembimbing ibadah dari KBIHU dan petugas PHD. Mereka menyisir kawasan sekitar Masjid Nabawi hingga pukul 09.00 WAS. Karena belum menemukan hasil, laporan resmi disampaikan ke Kantor Sektor 4 Madinah yang menaungi kloter tersebut.

 

Pada saat akan menuju kantor sektor, rombongan kloter secara tidak sengaja berpapasan dengan petugas yang tengah mengantar jemaah kembali ke hotel. Jemaah langsung dibawa ke kamar untuk istirahat dan diberikan makanan.

 

Setelah itu, tim medis kloter melakukan pemeriksaan awal, kemudian berkoordinasi dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk tindakan lebih lanjut. Sekitar pukul 14.00 WAS, jemaah dijemput ambulans KKHI dan dirujuk untuk observasi medis.

 

Saat ini, kondisi jemaah telah membaik dan kembali bersama rombongan di hotel. Tidak ada gejala serius yang mengkhawatirkan, dan proses ibadah haji dapat kembali dilanjutkan seperti biasa.

 

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pendampingan ekstra, terutama bagi jemaah lanjut usia atau yang baru pertama kali menjalani ibadah haji. Orientasi dan pengawasan dini menjadi kunci mencegah risiko serupa di kemudian hari. IwanLubisON