Terpilihnya Paus Leo XIV, Serian Wijatno: Semoga Tetap Jadi Figur Penting Hubungan Antaragama

Terpilihnya Paus Leo XIV, Serian Wijatno: Semoga Tetap Jadi Figur Penting Hubungan Antaragama
Dr. H. Serian Wijatno saat mendampingi Menteri Agama RI Nasarudin Umar menerima kunjungan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal Jakarta. (Foto: Istimewa)

Obsessionnews.com - Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Dr. Serian Wijatno mengapresiasi terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat dengan nama kepausan Paus Leo XIV sebagai pemimpin Gereja Katolik baru menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dunia pada 21 April lalu.

Serian optimis Paus Leo XIV menjadi sosok penting dalam sejarah membangun jembatan dan hubungan antarumat beragama. Ia berharap Paus Leo XIV dapat menjadi simbol perdamaian dan persaudaraan di tengah konflik dan kerusuhan dunia.

Dr. H. Serian Wijatno bersama Pastor Albertus Hani Rudi Hartoko Pastor Kepala Paroki Katedral Jakarta dan Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo.

 

"Kami sangat berharap Paus Leo XIV dapat menjadi teladan bagi banyak orang, terlepas dari keyakinan mereka. Dengan latar belakang Paus Leo XIV sebagai Paus pertama asal Amerika Serikat, banyak harapan yang tinggi darinya untuk memimpin Gereja Katolik dan membawa pesan perdamaian dan kasih sayang kepada dunia," ujar Wakil Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia ini.

Baca Juga:
Dr. Serian Wijatno: Relasi Positif Pekerja dan Pemerintah Bisa Jadi Peluang Besar Pertumbuhan Ekonomi

Dikatakan Serian, Paus memiliki peran penting dalam mempromosikan perdamaian dunia melalui berbagai cara. "Seperti misalnya yang telah dilakukan oleh Paus sebelumnya antara lain melakukan dialog antaragama," ujar Serian yang sempat mendampingi Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menerima kunjungan Paus Fransiskus ke Masjid Istiqlal beberapa waktu lalu.

Serian yang juga Bendahara Umum Dewan Masjid Indonesia, ini optimis Paus Leo XIV sangat menekankan pentingnya "persaudaraan manusia" di atas sekat-sekat agama, ras, dan budaya. "Ketika Ia memimpin doa Rosario untuk perdamaian di Basilika St. Mary Major, kan sangat menekankan agar kekerasan dan kebencian dapat dipadamkan dari hati manusia. Beliau juga menyerukan perdamaian dalam pidato perdananya, mengajak umat untuk bergandengan tangan membangun dunia yang damai melalui dialog dan keterbukaan," tegasnya.(Hru)